Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kehilangan Aktivitas Setelah Menikah? Yuk Antisipasi dengan 5 cara berikut!

 

(Sumber Gambar : www.freepik.com)

Nanti aku ngapain ya setelah menikah?

Ada teman sekolah atau kuliah nggak ya disana?

Hai! Dua pertanyaan diatas adalah yang sering muncul saat mau menikah 1,5 tahun lalu. Aku yang 28 tahun hidup di Jawa Timur (Lamongan dan Surabaya), dengan segudang aktivitas dan pertemanan yang banyak disana. Aku bisa mendapat tawaran-tawaran kegiatan atau pekerjaan dari teman-teman, jadi rasanya segalanya bisa mudah aku dapatkan di sana. September 2021, memutuskan menikah dan memantapkan diri untuk pindah ke Tangerang Selatan ikut suami.

Perubahan Aktivitas setelah Menikah di Kota Baru.

Sebagian orang akan melihat “Keren” karena tinggal di kota dekat dengan Jakarta. Aku senang saja namanya juga ikut suami, tapi tetap ada rasa cemas karena akan menghadapi keseharian 360 derajat berbeda dari sebelumnya. Kalau istilah orang Jawa adalah Sawang Sinawang, terlihat enak di mata orang lain belum tentu bagi yang menjalani. Jika ada sebagian orang merubah status menjadi istri dan kembali ke aktivitas sebelumnya, maka aku termasuk yang berubah semua dari segala sisi. Aku menjadi istri, menantu, melepas status guru di lembaga dan segala kegiatan sebelumnya. 

Di kota baru ini, Tangerang Selatan. Aku adalah orang baru yang sebelumnya tidak pernah menginjakkan kaki disini. Hari-hari dimulai dengan rutinitas rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah dan mencuci pakaian. Akhirnya, ada beberapa orang tua yang mempercayakan anaknya untuk belajar denganku di rumah. Ini cukup menjadi obat dari kejenuhan harian, agar tidak terlalu timpang dengan kegiatan sebelum menikah. Kemudian lingkungan baru juga cukup menjadikan shock culture dengan makanan, bahasa dan kebiasaan.

Apakah Teman SI pernah mengalami stres dengan perubahan kegiatan setelah menikah?

(Sumber Gambar : www.canva.com )

Setiap pernikahan akan memberikan rasa bahagia dan tidak bahagia, keduanya pasti akan datang. Dengan kondisi di atas, tentu membuat aku dan sebagai perempuan lain yang sama-sama merasakan pasti akan mengalami stres. Menurut Hawari (2006), pemicu stres dalam pernikahan biasanya karena sosial ekonomi dan tekanan yang dirasakan dalam pernikahan. 

Nah, dengan mengalami stres maka akan mempengaruhi kesehatan mental istri pada relasi pernikahan. Menurut hasil penelitian skripsi oleh Agustin Rahayu Maharani tahun 2018 dengan Judul “Hubungan Antara  Kesehatan Mental Dengan Penyesuaian Pernikahan pada Pasangan Suami Istri” disebutkan semakin tinggi kesehatan mental maka semakin tinggi pula tingkat penyesuaian pernikahan, dan semakin rendah kesehatan mental semakin rendah pula tingkat penyesuaian pernikahan pada suami istri.

Ingin tetap sehat mental kan?

Setiap pasangan pasti ingin sama-sama sehat mental setelah pernikahan. Oleh karena itu, jika Teman SI ada yang mengalami hal yang serupa bisa coba 5 cara berikut:

  1. Mencari pekerjaan baru.

Teman SI, yang memutuskan untuk berkarir di luar setelah menikah. Maka, segeralah mencari pekerjaan di tempat baru agar segera mempunyai kegiatan dan teman-teman baru. Ini sebagai antisipasi agar tidak larut dalam kejenuhan setelah resign. Apalagi tidak ada yang dikenali sama sekali di tempat baru.

  1. Bergabung ke komunitas baru.

Teman SI pasti punya aktivitas kesukaan kan?

Dengan bergabung dengan komunitas yang sesuai, maka ini bisa menjadi solusi untuk mendapat aktivitas yang menyenangkan, termasuk teman baru. Kamu, bisa mencari komunitas melalui Goole, Instagram, Twitter dan lain sebagainya. Setiap komunitas menawarkan kegiatan secara cuma-cuma sampai berbayar. Termasuk kegiatan daring dan luring. Jadi kamu bisa pilih yang sesuai, ya.

  1. Anggap segala hal yang baru adalah fase belajar.

Setiap daerah pasti mempunyai kebiasaan yang berbeda, termasuk bahasa dan makanan. Benar nggak Teman SI?

Tentu setiap daerah mempunyai kebiasaan yang berbeda, dan membuat shock culture. Anggaplah segala hal yang baru di kehidupan keluarga maupun bermasyarakat yang lebih luas di lingkungan barumu adalah fase belajar keberagaman. Ingat, Indonesia kaya akan keberagaman. 

“Hormatilah dalam pada itu segala adat istiadat yang kuat dan sehat, yang terdapat di daerah-daerah dan yang tidak mengganggu atau menghambat Persatuan Negara dan Bangsa Indonesia.” (Ki Hajar Dewantara)

  1. Sering berkomunikasi dengan pasangan.

Keberadaan di lingkungan baru pasti akan memunculkan banyak cerita. Sehingga butuh wadah untuk mencurahkan, maka seringlah berkomunikasi dengan pasangan di saat-saat senggang. Ceritakan saja apa yang dirasakan, kemudian meminta saran dan kritik atas apa yang kamu alami. Benar nggak, Teman SI?

  1. Me time

 "Terkadang kamu harus melepaskan diri dari kesibukan, menjernihkan pikiran, dan menikmati me time." Anonim.

Jika Teman SI merasa keseharian yang baru sangat berbeda kemudian menjadi stres, maka cobalah untuk Me Time. Me Time disini bisa di rumah saja dengan membaca buku, memasak resep baru, berkebun atau bahkan tidur saja. Jika memilih ke luar rumah juga sangat boleh, cobalah meminta izin suami untuk menghabiskan waktu sendiri untuk menonton film di bioskop, belanja, atau mencicipi makanan baru. 

Segala perbedaan setelah pernikahan tidak selalu buruk, jika kamu sudah merasa ada yang berbeda dengan dirimu. Maka segeralah lakukan 5 hal diatas, atau mencari solusi yang sesuai denganmu. Yuk Jaga kewarasan!



Posting Komentar untuk "Kehilangan Aktivitas Setelah Menikah? Yuk Antisipasi dengan 5 cara berikut!"