Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apakah Mudah Menjadi Guru?

 

Gambar 1 : Apakah Mudah Menjadi Guru?/silviavird.blogspot.com

    Sejenak terfikirkan dengan profesi yang pernah saya jalani selama 6 tahun. Ada rasa sejengkal pertanyaan yang menghantui tiba-tiba sepagi tadi, Apakah Mudah menjadi Guru?. Guru adalah  pengajar suatu ilmu, akan tetapi jika kita merujuk arti dalam kamus besar bahasa Indonesia, maka guru adalah pengajar dalam dunia pendidikan dari jenjang Pendidikan anak usia dini hingga Sekolah Menengah Atas. Semua orang mengenalnya sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Dengan hasil transfer ilmu dan uswahnya, banyak lahir manusia-manusia yang mampu mengemban misi penciptaannya di Bumi ini.

Setinggi-tingginya jabatan manusia di dunia, yang gaji dan kehidupannya mewah melebihi gaji guru, atau serendah-rendahnya profesi manusia di bumi ini pasti sedikit banyak di pengaruhi oleh peran guru. Guru-guru di lembaga formal haruslah mempunyai kualifikasi formal, seperti syarat jenjang pendidikan yang ditempuh minimal Sarjana, kualifikasi pendidikan harus sesuai dengan mata pelajaran yang diampuh, batas usia mengajar atau memiliki kualifikasi sesuai dengan undang-undang yang berlaku untuk guru dan dosen di Indonesia.

Guru di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu guru tetap dan honorer. Jika di sekolah-sekolah Negeri, maka akan ditemukan guru tetap bersetatus Pegawai Negeri Sipil dan Guru Honorer. Jika di Sekolah Swasta maka akan ditemukan istilah Guru Tetap Yayasan (GTY) dan Guru Tidak Tetap (GTT). Terlepas dari status tersebut, semua guru dari segala jenjang mempunyai peran yang sama yaitu untuk mencerdaskan generasi bangsa.

Mengajar adalah pekerjaan utama seorang guru, akan tetapi disamping itu guru masih mempunyai tugas lain untuk menunjang proses belajar mengajar seperti melengkapi administrasi atau tugas tambahan lain untuk mengelola keberlangsungan sekolah. Tugas lain guru dalam melengkapi administrasi sekolah ini adalah sebagai acuan dalam pembelajaran, dimana beberapa tahun terakhir banyak sekali inovasi-inovasi terbaru untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan Abad 21. 

Guru harus menyiapkan Rincian Pekan Efektif (RPE) yang merujuk pada kalender pendidikan, untuk mengetahui seberapa banyak jam efektif guru bisa mengajar dalam satu Tahun, Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Promes) untuk menentukan program-program dalam satu tahun dan setiap 6 bulan, Memetakan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai batasan nilai yang harus dicapai siswa dalam satu mata pelajaran yang nantinya sebagai bahan evaluasi oleh guru, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang mana hampir setiap tahun mengalami perubahan. 

Perubahan-perubahan ini tidaklah mudah untuk dilaksanakan oleh guru karena berbagai kendala yang terjadi di sektor paling bawah. Tujuan perubahan-perubahan tentulah berdasarkan kondisi siswa, lingkungan belajar dan kondisi kemajuan zaman.

Tugas lain guru adalah mengelola keberlangsungan sekolah. Melihat dari sekolah-sekolah pada umumnya, Tim Menejemen Sekolah seperti Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum, Hubungan Masyarakat, Kesiswaan, Sarana dan Prasarana tidaklah instan menjabat tanpa mengajar, mereka bisa menjabat dengan menjadi guru biasa terlebih dahulu. Tugas-tugas tambahan itulah yang menambah banyak pekerjaan selain pekerjaan utama mengajar dan pemenuhan-pemenuhan administrasi lainnya.

Apakah menjadi guru itu mudah?, jika kita melihat banyak sekali tugas tambahan dari tugas utama yang harus dilakukan. Jika menelisik jauh ke belakang, keberadaan guru tidaklah seperti sekarang yang harus dibuktikan dengan kualifikasi tertentu. Dahulu siapapun bisa mengajar, asalkan lulus SMA, jika kebelakang lagi siapapun bisa mengajar asalkan mempunyai ilmu yang banyak. Dengan ilmu yang disampiakan di tempat-tempat tertentu itulah maka seseorang bisa dikatakan menjadi seorang guru.

Tugas utamanya adalah mengajar, akan tetapi guru mempunyai sisi lain yang harus dilakukan agar mampu menjadi guru yang baik secara kulitas dan spiritualitas. Ada beberapa sifat yang harus diupayakan oleh seorang guru menurut Athiyah Al-brasi seorang filsuf Pendidikan Islam dari Mesir, diantaranya adalah:


Zuhud

    salah satu sifat yang harus diupayakan agar selalu muncul rasa ikhlas, tidak

    mengutamakan materi, mengajar untuk mencari keridhoan Allah SWT.


Kebersihan guru

 Makna kebersihan disini dapat diartikan kebersihan dari najiz dan diri. Kenyataannya menjadi guru tidaklah mudah, karena harus menjaga kebersihan diri secara dhahir dan batin agar segala kelakuan dan perkataan mencerminkan keikhlasan dan ketulusan sehingga siswa-siswa mampu menerima ilmu dengan baik.


Ikhlas dalam pekerjaan

    Zaman saat ini ikhlas adalah barang yang mahal. contoh seorang guru di kota-kota besar ataupun di desa yang menjadikan guru sebagai mata pencaharian utama, maka makna ikhlas dalam mengabdi akan sedikit memudar dan tidak mudah dilakukan.


Suka memafkan

  Sikap suka memaafkan adalah sebuah keharusan untuk siapapun. Guru dianjurkan suka memaafkan karena dengan uswah itulah siswa-siswi akan mendapat pelajaran dan contoh dari seorang guru.


Harus mengetahui tabiat murid

  Guru bagaikan teman, sehingga guru harus mau menelaah satu demi satu meskipun tidak secara detail tentang tabiat murid. karena ini adalah salah satu cara agar apa yang kita ajarkan dan lakukan kepada mereka bisa sejalan.


Harus mengusai mata pelajaran

    Poin terakhir ini adalah keharusan untuk guru, dimana menyampaikan materi tidak boleh asal-asalan. Apalagi zaman modern serba mudah mengakses segala informasi dari manapun.

Beberapa pion anjuran diatas adalah kebiasaan yang harus selalu dibangun untuk mendampingi kewajiban utama yaitu shalat lima waktu. Maka, apakah mudah menjadi guru? Banyak sekali yang harus dilakukan mulai dari mawas diri untuk meningkatkan spiritualitas dan tentunya kualitas mengajar sesuai dengan zamannya.

 


3 komentar untuk "Apakah Mudah Menjadi Guru?"

  1. Saya juga baru memasuki tahun pertama menjadi guru. Ternyata menjadi guru tidak mudah ya. Harus sering berteman dengan yang namanya kekecewaan. Belum lagi ketika suasana kelas tak sesuai dengan hal yang sudah dipersiapkan. :D btw, salam kenal ya kak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali kak. Saya sudah 6 tahun mengajar tapi 1,5 tahun terakhir saya off, mengajar bukan persoalan menyampaikan materi tapi harus bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin.. iya kak salam kenal juga...

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus