Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

IBU PRODUKTIF DAN BERDAYA

 


"Apapun peran yang dipilih, ibu adalah sosok penggerak yang berdaya. Baik menjadi ibu rumah tangga, pekerja, pengajar, ataupun pengusaha, ibu tidak pernah letih belajar dan beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi di sekitarnya agar bisa maksimal dalam menjalankan tanggung jawabnya. Ibu tidak hanya berdaya, tetapi juga memberdayakan. Ibu selalu berusaha untuk mengajarkan nilai-nilai kebaikan melalui caranya masing-masing." Fery Farhati, Penggagas Ibu Ibukota Awards.

    Kalimat pembuka yang bisa ditemui di buku empowered mother karya Puty Puar. Kalimat penyemangat seluruh perempuan dari seorang istri orang nomer 1 di DKI Jakarta pada masanya dan menggagas Ibu Ibukota Award. Buku yang bernuansa orange ini mempunyai ilustrasi yang ciamik khas Puty Puar. Lembar demi lembar diselipi dengan ilustrasi yang menarik sehingga tidak membosankan.




    Buku yang tebalnya 174 halaman ini terdiri dari 11 Bab yang menarik untuk dibaca. Pada bab pertama, penulis menceritakan pengalaman pribadinya. Dimana seorang puty puar lulusan Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung, yang setelah kelulusannya bekerja kantoran kemudian melepas kerjaannya untuk mengikuti suami. Dia beralih menjadi seorang ilustrator dan penulis lepas, tulisan-tulisannya tidak jauh dari kehidupan seorang ibu baru. Dari perjalanan inilah yang membuat Puty mempunyai banyak insight untuk Menyusun buku menjadi seperti ini.

    Dunia ibu yang dilatar belakangi oleh jenis kelamin perempuan, maka tidak jauh dari salah satu fitrahnya yang mempunyai 20.000 lebih kosakata yang perlu dikeluarkan setiap hari. Sehingga kebanyakan dari mereka suka saling membicarakan dan membandingkan. Dimana sesama perempuan yang kadang mendukung perempuan yang sefaham atau bahkan menjatuhkan perempuan yang dia anggap gagal dalam menjalankan perannya sebagai istri atau ibu, seperti ibu rumah tangga vs ibu bekerja, ASI vs Susu Formula, pengasuh vs tanpa pengasuh, dan lain sebagainya. Berdasarkan pengamatan Puty, bahwa perempuan yang bisa membuat keputusan sendiri tidak akan ada rasa untuk mencela kekurangan perempuan lain. Sehingga Puty memberikan solusi agar para perempuan tidak terjatuh pada kelompok yang menjatuhkan sesama perempuan, caranya adalah dengan mengenali diri sendiri dan berfokus pada tujuan, kemajuan, dan proses diri sendiri.

    Ibu berdaya, sering kita mendengarkan jika ibu berdaya maka bisa memberdayakan perempuan yang lainnya. Di buku ini puty menjelaskan bahwasanya berdaya bukan persoalan bekerja dan uang tapi bagaimana seorang perempuan yang bisa mengambil keputusan atas hidupnya dan menjalani kehidupan sesuai dengan keputusannya. Kenapa isu ini menjadi penting? karena jika perempuan berdaya maka dampaknya akan baik kepada keluarga dan masyarakat lebih luas. kemudian bagaimana dengan ibu produktif? produktif yang sering diartikan dengan sibuk, padahal keduanya mempunyai arti yang berbeda, yang perlu kita ingat bahwa produktif bukan sibuk. Produktif adalah mampu menghasilkan atau mendatangkan manfaat. Itu artinya produktif tidak selalu tentang uang. Ibu rumah tangga juga bisa dikatakan produktif meskipun tidak menghasilkan uang sama sekali, karena hidupnya dipenuhi dengan aktivitas yang mampu mendatangkan manfaat untuk suami, anak, keluarga dan masyarakat.

    Nah, buku ini memberikan gambaran cara mengorganisir agar kita perempuan atau bisa juga laki-laki semakin berdaya dan produktuf sesuai dengan tujuan hidup kita masing-masing. Jika ingin memberdayakan diri dan menjadi lebih produktif, maka langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah,

1.     Mengenali diri sendiri, mengenali diri sendiri adalah suatu hal yang sangat sulit. Terkadang kita menghendaki diri untuk menjadi orang lain yang kita anggap lebih sukses, padahal belum tentu diri kita cocok menjadi seperti itu. Di zaman kemajuan teknologi ini, kita mudah saja terhubung dengan teman-teman lama, mengetahui bagaimana perkembangan hidupnya sehingga sering membandingkan dengan hidup orang lain. Ada kalanya merasa jauh atau bahkan lebih dari pencapaian orang lain. Maka dari itu mengenali diri sendiri sangatlah penting, agar tidak mudah merasa insecure atau bahkan takabur dengan pencapaian orang lain. Teman-teman bisa menuliskan beberapa pertanyaan untuk mengenali diri kemudian mencatatnya agar bisa direnungi dengan baik, aspek-aspek itu diantaranya adalah sifat, nilai-nilai yang dijunjung, kebiasaan, aspek emosional, dan kebutuhan.

2.     Menetapkan Tujuan, tujuan adalah goal yang ingin kita capai. kita bisa menetapkan tujuan agar jalan yang kita tapaki satu langkah demi langkah bisa searah dengan tujuan yang kita tetapkan. Kalian bisa membuat tujuan besar yang kemudian dipisah-pisah menjadi tujuan yang lebih kecil dan konkret.

3.     Menetapkan Prioritas, dalam kehidupan ini kita bisa memilah prioritas hidup kita, apakah pekerjaan itu harus kita lakukan, bisa didelgasikan atau bahkan tidak perlu dilakukan. Teman-teman juga bisa dengan mengklasifikasikannya menjadi penting, tidak penting, mendesak atau tidak mendesak yang bisa dicontoh menggunakan Eisenhower Matrix.


4.     Membuat rencana dan jadwal, Apakah kita perlu membuat rencana dan jadwal? jawabannya adalah sangat perlu. Segala bentuk kehidupan yang dijalani ini kita sebisa mungkin membuat rencana dan jadwal yang matang meskipun terkesan remeh dan hal kecil. Bukankah hal sekecil apapun jika dilakukan dengan baik dan terorganisir akan lebih baik?

5. Menjalankan rencana, setelah kita menyusun jadwal maka sekarang adalah menjalankan rencana tersebut dengan konsisten. Sebisa mungkin kita menjalankan sesuatu sesuai dengan rencana yang sudah kita susun. Dalam menjalankan rencana yang sudah disusun, bukan berarti kita akan menjalankannya terus menerus. Di sela-sela itu pasti butuh jeda, dan sangat diperlukan agar di saat menjalankan rencana selanjutnya lebih semangat.

6.  Menghargai Kemajuan, menjalankan kesemua langkah-langkah ini kita perlu tracker. Kita bisa membeli buku atau membuatnya pribadi sesuai dengan yang kta butuhkan. Nah, kita bisa melihat dari tracker tersebut sejauh apa diri ini menjalani rencana yang sudah ditetapkan dengan baik, apakah bagus atau bahkan sebaliknya. Jika kita mendapati diri kita bagus menjalani rencana, maka perlu sekali yang namanya self reward yang sesuai dengan kondisi teman-teman.

7.  Evaluasi, setelah melakukan berbagai rencana dan mendokumentasikan dalam sebuah tracker, langkah terakhir adalah evaluasi dan refleksi diri. Tujuannya agar kita bisa tahu kekurangan dan kelebihan diri ini yang kemudian bisa kita perbaiki di masa yang akan datang. Dalam momentum refleksi diri, kita bisa bertanya kepada diri masing-masing dengan beberapa pertanyaan. Seperti, Apa kelebihan dan kekurangan saya? Apa kebiasaan baik dan buruk saya?, Apa yang membuat saya semangat atau down?, atau teman-teman bisa membuat pertanyaan yang lebih sesuai dengan diri masing-masing.

Langkah-langkah tadi bisa menjadi referensi untuk mengawali tahun baru 2023, sehingga kita para perempuan yang belum atau sudah menyandang jabatan sebagai istri, atau istri sekaligus ibu bisa lebih produktif dan berdaya. Pada bagian penutup, penulis memberikan masukan bahwasanya hidup berkembang. Proses mengenali diri sendiri, memahami sampai bisa menerima dan menyayangi diri sendiri bukanlah proses yang linier, akan tetapi bisa jawaban-jawaban akan pertanyaan bisa berubah. Kemudian mencintai diri sendiri adalah fondasi kuat untuk mencintai keluarga, berdaya, dan berkarya untuk sesame. (Puty Puar)

Selamat memulai mengenali diri, membuat tujuan, merencanakan, melakukan aksi, menghargai diri dan Evaluasi! Semoga Bermanfaat!.

 

 

4 komentar untuk "IBU PRODUKTIF DAN BERDAYA"

  1. makasih banget tipsnya. bantu aku banget dalam nyusun jadwal

    BalasHapus
  2. Pe-Er besar untuk saya yaitu sebagai istri dan ibu bagaimana saya bisa mengenali diri saya dengan baik sebelum membadingkan diri dengan orang lain.
    Buku keren, layak masuk ke daftar buku yang harus dibeli ini 🤗

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bu, setidaknya bisa sebagai pedoman untuk mengenali diri kita masing-masing.

      Hapus