PRODUKTIF DIKALA DERASNYA KEGAGALAN
Kehadiran perempuan
diawali dengan diciptakannya Hawa untuk menemani Adam. Dari keduanyalah
kuantitas manusia di Bumi ini bertambah hingga saat ini. Perempuan mempunyai fase tahapan hidup yang
berbeda, bisa dikatakan pada dua bagian. Bagian sebelum dan sesudah menikah,
keduanya memberi pengaruh penting dalam cara meningkatkan produktivitas diri.
Produktivitas setiap
perempuan berbeda bergantung dengan fase yang sedang dijalani, bagi wanita dengan
setatus “Belum Kawin” akan mempunyai banyak cara untuk menjadikan dirinya
sebagai wanita produktif sesuai dengan
tujuannya. Analisa Raihana Dhuha, perempuan yang saya kenal sejak 10 Tahun lalu. Dia
dipangil ‘Ara’. Dia perempuan dengan usia matang saat ini, mengidamkan karir
yang bagus dan pernikahan istimewa. Sejak lulus strata 1 di salah satu
Universitas Negeri di Surabaya, dia menginginkan segera melanjutkan kuliah
dengan Jurusan yang sama sebagai salah satu antisipasi persyaratan administrasi
karir di masa depan. Melanjutkan strata dua cukup menghabiskan waktu 2 tahun 2
bulan, waktu ini bisa dikatakan wajar bagi mahasiswa S2. Pekerjaan sebagai guru
Swasta dan kegiatan sosial mengiri berjalannya belajar di Starata 2 tidaklah
menjadi hal yang mudah untuk membagi waktu diantara kuliah, kerja, kegiatan
sosial dan kebutuhan pribadi.
Tujuh tahun mengembara
di Kota orang untuk menuntut ilmu di bangku kuliah, diselingi dengan pengalaman
diluar kelas menjadikannya belajar menjadi wanita produktif dibidang akademik
dan sosial. Sebelum perkuliahan usai, dia mempunyai target untuk menunggu
profesi baru dengan belajar “Menulis”, sehingga saat waktu belajarnya selesai,
mampu terisi dengan kegiatan baru. Sabtu, 24 November 2018 adalah hari dimana
waktu belajar Strata 2 dinyatakan usai. Untuk mengisi waktu memperoleh profesi
baru, dia sering mengikuti challenge menulis puisi, konten Instagram,
Buku dan feature online di media cetak maupun online. Dia mengawali
memberanikan diri untuk mengirim puisi amatiran ke Penerbit sejak akhir tahun
2018 hingga pertengahan 2019, meskipun tidak menjadi The Best Three tapi
melihat tulisannya dimuat dibuku itu sudah sangat luar biasa.
Pernikahan adalah
sebuah impian setiap perempuan yang sudah mampu secara lahiriah dan batiniah, akan
tetapi jodoh adalah misteri ilahi yang menggoncangkan hati. Selain mendambakan
profesi baru, dia menginginkan pernikahan setelah kelulusannya. Akhir tahun
2018, dia mendapat tawaran perjodohan dari seorang guru. Dia putuskan untuk
menerima dengan harapan mampu menjalani kehidupan berkeluarga. Tiga bulan
kemudian, bahwa keinginan itu tidak sejalan. Salah satu pihak tidak
menginginkan perjodohan dengan alasan belum ada kesiapan secara finansial. Ini
kegagalan pertama di awal 2019.
Sejak dia menerima
kabar jika perjodohan tidak menemui titik temu. Dia menginginkan profesi baru
terwujud setelah mendapat informasi penerimaan pegawai di salah satu Instansi. Dia
penuhi berkas dan mendapat jadwal untuk Tes, dia mengikuti seleksi hingga
keluar Kota di Jawa Timur. Rezeki memang sudah diatur dengan sedemikian rupa,
usaha ini gagal. Ini kegagalan keduanya di Tahun 2019. Dia menghilangkan sesal
dengan menjadikan bahan belajar untuk menjemput pengalaman-pengalaman
selanjutnya. Dikala kegagalan datang, dia kembali melanjutkan misi “Menulis”. Misi kedua menulis yang diikuti membutuhkan
waktu yang sangat panjang, 30 hari. 30 hari menulis selama Ramadhan memang
melatih untuk selalu berfikir tentang konten di Instagram. Misi kedua ini
sukses dijalani selama 30 Hari. Dari tantangan-tantangan menulis seperti ini, dia
menjadi ketagihan untuk menulis kembali.
Banyaknya kesempatan
belajar menulis, dia menginginkan mengikuti kelas menulis media daring dengan
tema ‘Perempuan’, membutuhkan waktu sekitar 14 hari lamanya. Disela-sela
pengerjaan tugas terakhirnya, tidak disangka dia mendapat panggilan Tes sebagai
Pegawai swasta di salah satu Universitas terkenal di Malang. Dia menyiapkan
persiapan tes sebaik mungkin, mengabaikan
tugas akhir menulis dan gagal mengoleksi karya buku untuk kesekian. Dia tidak
menjadikan sebagai daftar kegagalan yang berarti karena dia rasa akan mendapat
kabar baik dengan Tes Pegawai. Satu pekan setelahnya, dia mendapat panggilan
tes TOEFL ulang untuk pemenuhan persyaratan. Sepekan setelahnya mendapat
panggilan ulang untuk tes karena skor belum memenuhi. Disaat itulah dia mencoba
menerima segala ketentuan Allah SWT, dan ternyata dia memang mendapat surat
dengan keterangan ‘Belum Memenuhi Syarat’. Rangkaian kata yang menusuk
dan melemahkan tubuh untuk tidak beraktivitas apapun dihari itu. Ini adalah kegagalan
ketiga untuk meraih impian masa depannya.
Sakit hati yang
berkepanjangan memang tidaklah baik, akhirnya dia mencari healing dengan
menulis. Dia selalu antusias untuk mengiuti challenge menulis melalui
media sosial. Bulan September, tepat setelah menerima sakitnya kegagalan, dia
mendapat kesempatan untuk menumpahkan beribu-ribu rasa kesal dengan menulis
cerita selama 14 hari. Dengannya lahirlah buku kesekian dengan judul Kau
selalu Punya Alasan Untuk Bahagia. Hari-hari tetap berjalan seperti
biasanya, pergi ke Sekolah untuk mengajar dan memantau instagram untuk mendapat
informasi challenge menulis terbaru. Akhir tahun 2019 datang mengahmpiri
untuk menyambut Tahun baru 2020. Menulis masih menjadi kegemarannya, rasa takut
akan salah dan kejelekan tulisan memang telah sirna sejak lama. Rasa ingin
menambah tulisan memang selalu menggugah. Akhir tahun menjadi pilihan bercerita
kembali selama 20 hari dalam rangkaian 10 hari menulis kontemplasi dan 10 hari
menulis resolusi. Kesabaran dan kedisiplinan berbuah dengan lahirnya buku Catatan
Kontemplasi sebuah Resolusi. Mengumpulkan buku dan ada nama sendiri itu
kebahagiaan yang tidak terkira, dan menjadikan candu yang luar biasa untuk
tetap menyemangati diri dengan tulis, tulis, dan tulis.
Beberapa tulisan yang
lama, ternyata menemukan pembaca yang antusias untuk dimuat di media
elektronik, betapa bahagianya dia yang tidak pernah menyangka akan kado
terindah ini. Tulisan pertama telah terpublish dengan banyaknya komentar
sehat dan suntikan semangat menambah bahan bacaan untuk menghasilakan
tulisan-tulisan renyah dan penambah isi otak pembaca. Satu hal yang bisa dia
lakukan selalu adalah gagal produktif, gagal produktif dan begitu seterusnya.
Sebagaimana dalam Al-Qur’an, maka apabila kamu telah usai dari satu urusan,
kerjakanlah dengan sungguh-sungguhurusan yang lainnya. (Al-Insyirah :7)
Kegagalan
tidak akan selamanya menyakitkan, menyegerakan mencari obat sesuai kebutuhan
hati adalah kunci.
Posting Komentar untuk "PRODUKTIF DIKALA DERASNYA KEGAGALAN"