Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

RAMADHAN DI KOTA PAHLAWAN.


Hai Perantau? Sudah berapa kali Ramadhan di perantauan? ;)
Jika dihitung, Ramadhan kali ini sudah ke-8 di Surabaya, padahal tinggal disini sudah hampir 9 tahun. Ramadhan pertama setelah lulus dari Madrasah Aliyah dijalani di kampung halaman sepenuhnya, karena saya termasuk terakhir yang baru bisa mendapat tempat kuliah di PTN dibanding teman-teman yang lain. Kebanyakan teman-teman seangkatan di MA sudah mulai ospek atau matrikulasi di bulan Ramadhan saat itu.

Ramadhan di tahun 2012, bertepatan masuk di libur semester genap, tapi kami tetap harus ke Surabaya untuk mengurus KHS, KRS, dan persetujuan Wali Mahasiswa. Puasa Ramadhan di Surabaya dirasakan beberapa hari saja.
Ramadhan di tahun 2013 hampir sama saja, tapi pada saat itu saya ditawari mengajar Agama satu minggu sebagai program kegiatan Ramadhan di SMK swasta. Ramadhan tahun ini juga, angkatan kami dari organisasi ekstra kampus diajak mengelola sajian berbuka puasa di sekretariat. Bagi kami anak kos,kegiatan seperti itu menguntungkan juga. Kami akan dapat jatah makan tanpa membeli, jadi bisa mengurangi uang jatah makan. Nikmat kan? hehehe.
Berbuka puasa bersama di sekretariat tidak hanya sekali atau dua kali seperti acara buka bersama lainnya, tapi ini dilaksanakan selama menjelang waktu libur. Jadi bisa sebagai ajang silaturrahim dengan senior, teman seangkatan atau adik angkatan.
Tidak hanya masalah berbuka, di sekretariat juga diadakan tarawih dan tadarus bersama. Ini keuntungan bagi saya untuk mengikuti jamaah sholat tarawih karena jarak kos lumayan dekat.
 Ramadhan tahun 2014 adalah tahun belajar praktek pembelajaran lapangan (PPL) bagi mahasiswa semester 6. Seluruh mahasiswa sefakultas Tarbiyah dan Keguruan mengikuti pembekalan PPL 2 di ruangan masing-masing.

Setiap mahasiswa mendapat kelompok dan sekolah yang sudah ditentukan oleh fakultas. Saya mendapat sekolah yang lumayan jauh dari kampus, tepatnya di Mts Swasta di Wonoayu Sidoarjo. Satu kelompok ada 7 mahasiswa/i, diantaranya dari jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) 2 mahasiswi, Pendidikan Bahasa Arab (PBA) 3 mahasiswi, Pendidikan Matematika (PMT) 1 mahasiswi dan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) 1 mahasiswa. Sebenarnya kami ada 8 orang, berhubung satu mahasiswa dari Menejemen Pendidikan Islam berhalangan, jadi kami tetap 7 mahasiswa/i dalam satu kelompok sampai akhir.
Waktu itu, tahun ajaran baru dimulai saat ramadhan. Intruksi dinas pendidikan tetap masuk 1 minggu diiisi dengan kegiatan Ramadhan atau orientasi sekolah yang sekarang bahasa kerennya mungkin LOS (Layanan Orientasi sekolah). Saya dan dua teman memutuskan tidak mencari kos selama masuk satu minggu, jadi kami harus berngkat setelah sholat shubuh naik bus hijau jurusan Mojokerto, setelah itu naik bemo ke arah sekolah. .
Kami mendampingi kegiatan selama seminggu, dan dijadwal mendampingi pondok ramadhan semalam secara bergantian. Sebenarnya kami juga lagi menyesuaikan dengan kegiatan yang ada disana dengan menunggu pembagian jadwal mengajar yang akan dimulai setelah idul fitri. Dari jurusan PBA ada 3 mahasiswi, jadi saya dan 2 teman saya agak ringan. .
Dirasa-rasa, PPL ini adalah wadah untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatkan selama 3 tahun, tapi tidak 100% aplikasi. Ada sisi lain, kita juga harus banyak belajar dari kepala sekolah, guru pamong, siswa dan warga sekolah. Kadang juga kita semakin menyadari bahwa aplikasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tidak akan berjalan mulus di lapangan. 
   Tahun 2016 adalah Ramadhan ke-5 di Surabaya, sebelum Ramadhan datang, saya dan teman-teman menjadi panitia kegiatan organisasi setingkat kota yang diikuti mahasiswa dari Surabaya atau dari kota-kota lain di Indonesia. Pada saat pagi hari, saya dan teman mengambil jatah makan pagi peserta di warung dekat tempat acara. Saat sampai sana, ternyata makanan belum siap semua. Akhirnya kita ngobrol dan berfikir buat agenda Ramadhan bersama dari bidang Keperempuanan dan Pemberdayaan Sosial. Kami tidak sengaja membaca koran Jawa Pos bagian metropolis. Itu tandanya kabar tentang Kota Surabaya. Di koran itu ada kabar terkait jual beli dan pelecehan seksual anak dibawah umur. Dari situlah akhirnya kami memutuskan untuk membuat agenda sosialisasi kepada anak-anak dibawah umur di beberapa tempat di Surabaya.

Kami sampaikan kepada ketua setelah sampai di tempat acara tentang rencana kegiatan, dan beliau menyetujui dan mendukung penuh. Akhirnya kami kordinasi dengan kordinator di setiap kampus, agar ada perwakilan yang mau ikut gabung kegiatan.
Kegiatan sosialisasi pertama diadakan di daerah jagir, kampung ini adalah binaan teman-teman saya yang luar biasa, di hari biasa mereka mengadakan kegiatan yang rutin untuk anak-anak dan orang tua. Oleh karena itu kami meminta izin kepada teman-teman untuk mengadakan kegiatan disana sekaligus buka puasa bersama. .
Kegiatan kedua kami adakan di Putat, ini juga salah satu kampung binaan teman-teman. Perbedaannya, anak-anak disini rata-rata sudah usia 12-15 atau setingkat SMP. Jadi setelah sosialisasi di grub kecil yang sudah kami bagi, mereka juga sering mengajukan pertanyaan kepada pendamping masing-masing.
Dari kedua tempat itu, rata-rata adalah anak-anak yang kurang mampu, dan yang sangat menjadi perhatian adalah lingkungan mereka. Mereka ada yang masih bisa merasakan sekolah, dilarang sekolah untuk membantu orang tua atau bahkan dinikahkan dini. Jadi di tempat mereka juga sering diadakan bazar sembako dan baju bekas layak pakai murah. .
Ya begitu beberapa sudut di Kota besar ini.


Posting Komentar untuk "RAMADHAN DI KOTA PAHLAWAN."