Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

JIHAD EKONOMI PEREMPUAN


Ekonomi adalah salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Ekonomi menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia, sebagai motor penggerak kehidupan dan kemajuan suatu keluarga, Daerah, Provinsi, Negara bahkan Dunia. Pada pelaksanaanya, Ekonomi dijalankan oleh seluruh warga Negara Indonesia, laki-laki maupun perempuan. Peran laki-laki sudah dianggap superior dalam meningkatkan perekonomian keluarga, Daerah dan Negara dibanding perempuan yang selalu dianggap menjadi manusia nomer dua yang kurang berpengaruh dalam kemajuan suatu negara.

            Peran perempuan dalam dunia ekonomi dinilai sangat kecil, karena kebanyakan perempuan bekerja dalam sektor formal yang dianggap tidak bernilai ekonomi, bekerja hanya sebatas mencari nafkah tambahan bukan mencari nafkah utama.           Dalam hal inilah, peran perempuan masih dianggap second class human yang dapat diartikan bahwa perempuan tidak punya peran dalam kemajuan ekonomi keluarga, daerah dan negara.
            Ketika membicarakan perempuan, maka perannya tidak akan lepas dari dinamika dalam mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbeda dengan kondisi pada masa lampau, perempuan terbatas untuk bereksistensi di dunia pemerintahan. Dengan digagasnya pendidikan untuk perempuan oleh R.A Kartini, sehingga perempuan-perempuan Indonesia dapat merasakan hak pendidikan yang sama antara laki-laki dan perempuan. Islam juga memberikan hak yang sama kepada laki-laki dan perempuan dalam hal belajar, yang dibuktikan pada surat Ali Imran 195.
فَٱسۡتَجَابَ لَهُمۡ رَبُّهُمۡ أَنِّي لَآ أُضِيعُ عَمَلَ عَٰمِلٖ مِّنكُم مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰۖ بَعۡضُكُم مِّنۢ بَعۡضٖۖ فَٱلَّذِينَ هَاجَرُواْ وَأُخۡرِجُواْ مِن دِيَٰرِهِمۡ وَأُوذُواْ فِي سَبِيلِي وَقَٰتَلُواْ وَقُتِلُواْ لَأُكَفِّرَنَّ عَنۡهُمۡ سَئَِّاتِهِمۡ وَلَأُدۡخِلَنَّهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ ثَوَابٗا مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسۡنُ ٱلثَّوَابِ 
           
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari
            Dari segi pendidikan, perempuan dan laki-laki mempunyai hak yang sama,dan dalam bidang yang lain juga mempunyai peran dan hak yang sama, seperti bidang ekonomi yang dianggap perannya kecil, pada kenyataannya Perempuan mempunyai peran yang bagus dengan banyaknya bisnis woman yang mewarnai kehidupan saat ini. Dalam sejarah Islam, ada perempuan yang mempunyai jiwa bisnis, kaya raya, dan seorang saudagar yaitu Siti Khadijah, yaitu istri Rasululah.
            Kondisi di Indonesia menunjukkan bahwasanya perempuan pengusaha mikro kecil menengah memiliki latar belakang pendidikan mayoritas adalah SD yaitu 42,17%, dengan pendidikan lulusan SD yang biasanya menghadapi segala permasalahan dalam usahanya. Permasalahan yang utama adalah tidak adanya uang tunai untuk memutar usahanya karena uang terpakai untuk kebutuhan rumah tangga, sedangkan permasalahan yang sering terjadi pada perempuan pengusaha kecil terletak pada pemasaran, peningkatan kualitas produk, manajemen usaha dan akses perbankan. Bagi perempuan usaha menengah biasanya lebih memperhatikan kepada masalah pemasaran dan peningkatan kualitas produk.
            Permasalahan lain yang menghambat peran perempuan dalam peningkatan perekonomian keluarga, daerah dan negara adalah kurangnya peningkatan sumber daya manusia, jadi warga kurang mendapat akses untuk ikut serta dalam pelatihan yang diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja, atau pemerintah setempat kurang memfasilitasi warganya dengan pelatihan pembuatan produk yang bernilai jual. Permasalahan yang lain adalah kurangnya sensifitas gender di kalangan masyarakat. Permasalahan ini sangat perlu dan terus digalakkan di masyarakat, karena masyarakat awam masih meyakini bahwa perempuan bekerja hanya untuk menambah nafkah keluarga. Penyadaran gender perlu waktu dan perubahan tingkah laku dan pola pikir yang panjang.
            Oragniasasi-organisasi besar perempuan banyak yang memiliki program kerja yang berkaitan dengan penuntasan permasalahan ekonomi perempuan, seperti Aisyiyah, yaitu salah satu organisasi otonom perempuan Muhammadiyah yang bergerak di bidang pendidikan, keagamaan, sosial ekonomi, dan kesehatan. Pada Tanwir Aisyiyah yang bertempat di Universitas Muhammadiyah Surabaya pada 19-21 Januari 2018 mengusung tema “Gerakan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan, Pilar Kemakmuran Bangsa”, pada kesempatan tersebut bertujuan untuk membantu negara Indonesia yang setiap tahunnya mengalami permasalahan pada bidang Ekonomi. Dengan kondisi masih banyaknya kemisknan di negeri ini. Permasalahan-permasalahan seperti itu tidak boleh hanya dibebankan kepada pemerintah, karena permasalahan tersebut juga sebagai tanggung jawab organisasi, seperti Aisyiyah. Aisyiyah ingin membekali wawasan dan keterampilan kader-kadernya agar mampu membangun perekonomian keluarga, daerah dan negara.
            Nasyiatul Aisyiyah sebagai organisasi otonom perempuan Muhammadiyah yang dibawah arahan Aisyiyah juga berhak untuk menentukan langkah strategis untuk kader-kader perempuan muda, agar perempuan-perempuan yang usianya kisaran 17-40 tahun inidapat terbekali dengan wawasan dan keterampilan untuk mengambil perannya dalam masalah perekonomian.
            Langkah-langkah strategis yang dapat diambil oleh Nasyiatul Aisyiyah adalah melalui pelatihan yang berkelanjutan atau workshop, yang didalamnya terdapat materi yang dapat menyelesaikan masalah-masalah sebagai berikut:
1.      Nasyiatul Aisyiyah dapat memberikan akses informasi untuk memasarkan produk bernilai jual tinggi dan memberikan wawasan terkait dengan penggunaan teknologi sebagai alat pemasaran.
2.      Nasyiatul Aisyiyah dapat mengadakan pelatihan pembuatan barang bernilai jual agar Sumber daya manusia yang ada mampu mempunyai nilai kretifitas yang bagus.
3.      Nasyiatul Aisyiyah dapat menata kelembagaan dengan cara advokasi atau pemberdayaan perempuan.
4.      Nasyiatul Aisyiyah dapat mengalakkan pengarusutamaan gender di kalangan masyarakat, sebagai upaya penyadaran gender, karena penyadaran gender tidak serta merta dapat diterima secara langsung olehmasyarakat karena perubahannya butuh waktu untuk merubah pola pikir dan tingkah laku masyarakat.
5.      Nasyiatul Aisyiyah dengan berbagai program yang sudah ada seperti Tempat Penitipan Anak (TPA) sangat diperlukan untuk kenyamanan perempuan bekerja. Selain itu, Pimpinan Nasyiatul Aisyiyah di daerah masing-masing bisa melaksanakan audiensi dengan Pemerintah setempat, bahwasanya perempuan butuh pojok Asi di tempat-tempat umum, toilet ramah perempaun, dan transportasi khusus perempuan.

Posting Komentar untuk "JIHAD EKONOMI PEREMPUAN"