Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puan Tak Malang (7)

 

Gambar : Freepik dan edit mandiri

Pelatihan Akhir Tahun

Ana dan Alya sudah ke kampus untuk memenuhi administrasi akhir semester setelah Ujian dan mengambil kalender Tahun Baaru di bagian keuangan. Mereka juga meminta surat keterangan mahasiswa di bagian akademik fakultas sebagai syarat untuk mengikuti pelatihan esok hari.


Dia mengosongkan janji dengan teman-teman kelasnya, mereka akan pergi berkemah bersama di pekan pelatihan, Ana sedikit ada rasa tidak enak dengan teman-temannya karena takut dikira sombong. Ana dan Alya pamitan ke ketua angkatan mereka dengan mengajaknya bertemu dan berbicara baik-baik dengannya. Alhamdulilah dia sangat terbuka dan menyemangati Ana dan Alya untuk ikut pelatihan dengan semangat, karena pelatihan itu keduanya dapat di awal kuliah dan Cuma-Cuma.

__

Malam sebelum pelatihan, Ana, Alya, Nanda dan Arif menyiapkan perbekalan pribadi mereka. malam ini adalah pengarahan terakhir dari Mb Rahmah dan Pak Hrun, mereka melwati persiapan dan arahan selama tiga malam sebagai gambaran saat mengikuti pelatihan nanti. Barang-barang pribadi yang akan dibawa sudah disarankan Pak Harun untuk diletakkan di ruang tamu supaya mudah jika esok hari ada kendala teknis lain.


Mereka tidur lebih awal karena akan ke tempat pelatihan pukul 05.30, karena seharusnya mereka sudah disana malam in. Berdasarkan pengalaman Pak Harun dan Mb Rahmah jika malam begini hanya digunakan untuk bersiap bagi peserta-peserta luar kota dan acara akan dimulai esok hari pukul 07.00 wib. Melihat jadwal yang diberikan juga sama, jam 07.00 pagi besok acara dimulai.

___

Usai shubuh mereka sarapan seadanya sebagai pengganjal perut. Pak Harun dan Mb Rahmah akan mengantar mereka ke Hotel dan bertemu dengan alumni yang pernah ikut acara tersebut. Mereka bersiap di depan rumah, dan ternyata mobil sudah ada di seberang jalan.


Mereka pergi ke tempat pelatihan, Ana dan Alya sedikit gugup tapi mencoba tenang karena Arif dan Nanda yang terlihat biasa saja. Mereka registrasi dan mendapat kamar yang berbeda, mereka disatukan dengan peserta lain.


Pak Harun dan Mb Rahmah sudah melepas mereka untuk ikut secara mandiri, mereka hanya mengantar sampai registrasi saja untuk memastikan nama-nama mereka.


Pukul 07.00 tepat, pembukaan dimulai dengan berbagai sambutan dan penampilan, ternyata pelatihan ini diikuti seluruh pemuda-pemudi dari penjuru Indonesia. Mereka sangat bersyukur karena bisa mengikuti pelaatihan Trainer lebih dini daripada teman-teman yang lain. Ana mencoba berbincang-bincang dengan teman duduk sebelahnya, “Kakak, Assalamu’alaikum?.”, Sapa Ana.


“Wa’alaikumussalam.”, jawabnya singkat dengan seenyum. Seluruh peserta adalah pemuda-pemudi muslim karena pembuat acara ingin memberdayakan pemuda-pemudi ini agar mampu membawa generasi selanjutnya dengan baik.


“kakak dari mana?.”, tanya Ana

“Aku dari Lombok Kak. Kakaknya?.”, jawab dan tanya balik peserta di sebelahku.

“Aku aslinya Lamongan tapi sudah tinggal di Malang 6 Bulan ini kak.”, jawab Ana.

“wah enak ya, bisa jalan-jalan dan belajar dengan tenang. Aku dulu ingin sekali kuliah di Malang tapi ternyata aku masuk di Universitas Udayana dan sudah tidak memngkinkan ikut seleksi mandiri di Malang.”, jelas peserta sebelahku.

“Oh Ya kak, nama kakak siapa? Aku Ana.”, tanya Ana.

“Oh Ya, aku Ghaitsa.”, tipalnya dengan senyum yang khas.


Mereka saling bertukar cerita di sela-sela menunggu waktu untuk ke materi selanjutnya, cerita demi cerita Ghaitsa coba lontarkan juga, dia bercerita jika kuliahnaya sangat lancar sampai semester 5 ini, dia mengambil jurusan Kedokteran Hewan. Dia juga bercerita mau melanjutkan ke Universitas Brawijaya untuk mengambil studi lanjut. Mereka hanya saling berdoa semoga nanti berjodoh bertemu kembali setelah dar acara ini.


Materi pertama adalah Motivasi menjadi Trainer. Motivasi ini sebagai penguat kehadiran seluruh peserta di ruang ini agar tidak sia-sia. Menyatukan tujuan tanpa melihat latar belakang seluruh peserta. 2 jam berlalu mengikuti materi pertama ini, Ana terasa tertampar halus dengan kata-kata motivator tadi, “Apakah kita yang membutuhkan dunia sosial atau kita yang dibutuhkan oleh mereka”, satu kalimat yang mengandung dua hal yang bersebrangan.


Ini menjadikan Ana mencoba kembali menerawang tujuan awalnya bergabung di Asrama Harapan Rahmah, apakah dia yang butuh atau Mb Rahmah yang butuh mereka untuk mengajar anak-anak tetangganya. Ana menyadari jika dia sampai saat ini di Asrama adalah kebutuhannya untu tetap bisa mengenyam ilmu pendidikan di strata 1 ini, tanpa bantuan Mb Rahmah dan Pak Harun mungkin dia tidak akan merasakan dinginnya kota Malang. Itu artinya Ana harus selalu istikamah menjalankan kewajibannya di Asrama dengan baik, termasuk dengan pelatihan ini. Dia butuh ilmu, bukan forum ini yang membutuhkannya. Jika forum butuh peserta maka sangat mudah karena ini incaran siapapun.


Pelatihan Akhir Tahun (2)

Materi kedua berakhir, semua peserta diajak shalat berjamaah di Hall yang sudah disiapkan khusus oleh Panitia. Panitia mewajibkan shalat jama’ah lima waktu beserta shalat sunnah. Peserta juga harus membawa Al-Qur’an ke arena Shalat berjamaah. Peserta di beri jadwal dan data kelompok untuk mengaji setelah maghrib dan Isya.


Mereka sudah bersiap di Hall untuk shalat dhuhur berjamaah, setelah itu mereka mendengarkan ceramah dari Master Of Training (MOT) dengan tema waktu dan masa depan Ceramahnya sangat menentramkan dan membangkitkan jiwa semangat peserta. Usai shalat jamaah dan ceramah, peserta dipersilahkan meninggalkan Hall dan makan siang.


Ana tidak pernah membayangkan jika akan merasakan makan, tidur dan acara di Hotel. Ini pengalaman pertamanya yang dia anggap luar biasa sekali, bagaimana tidak luar biasa, dia yang anak desa baru kuliah satu semester tapi bisa ngerasakan enaknya hotel. Ana, Alya, Nanda dan Arif bersamaan mengambil makan siang dan duduk melingkar bersama. Ada dua kursi lagi lebih, datanglah dua peserta laki-laki yang meminta izin duduk dengan mereka. makan mereka sudah dan melanjutkan dengan perkenalan atau hanya sekedar bercerita asal, tempat kuliah dan organisasi sosial yang sedang digeluti.


Siang itu mereka diberi waktu isturahat untuk tidur siang sampai pukul 02.15, setelah itu mereka sudah harus bersiap di Hall untuk mengaji bersama. Ana tidak mau membuang kesempatan istirahat siang di kamarrnya, dia satu kamar dengan mahasiswi asal Bali. Teman satu kamarnya sudah di kamar, dia tidak makan siang hanya mengambil beberapabuah saja karena lagi tidak makan nasi.


Ana berpamitan untuk tidur siang sejenak karena nanati malam ada dua materi yang panjang, panitia sengaja tidak memberikan materi di siang hari. Mereka membiarkan peserta istirahat karena jika ada amteri maka akan sangat cepat sekali karena peserta harus shalat ashar tepaat waktu. Teman sekamaar Ana yang dari Bali memutuskan untuk tidak istirahat karena hasrus mengerjakan Tugas UAS yang harus dikumpulkan dua hari lagi. Dia mau menuntuskan tugasnya sebelum batas akhir.


Pukul 14.00, Rumaisha membangunkan Ana sesuai dengan pesannya.

“Kak Ana, Bangun Kak, sudah pukul 14.00 ini.”, Rumaisha membangunkan Ana dengan pelan.

“Iya kak, Terima kasih.”, jawab Ana.


Mereka bersiap dan menuju Hall untuk shalat Ashar berjamaah, beberapa peserta sudah datang di Hall dengan rapi dan bersih. Ana belum melihat Alya, dia mencoba mengingatkan lewat Whatapps tapi dia sepertinya tidak membaca pesannya. Tidak lama dari Ana mengirim pesan itu, ternyata Ana ada di belakangnya.


“Aku disini An.”, sahut Alya dengan senyum.

“Alhamdulillah, Ku kira kamu ketiduran.”, jawab Ana lega kerana temannya sudah di Hall juga. Mereka berempat memang bersepakat utuk tidak saling meninggalkan satu sama lain, mereka tidak mau kehilangan kesempatan setiap detik kegiatan.


Pelatihan Akhir Tahun (3)

Pelatihan mereka lalui sepekan dengan berbagai materi yang sangat menarik, materi-materi yang mampu membangkitkan semangat untuk membuat perubahan-perubahan kecil untuk masyarakat. Pelatihan ini bertujuan untuk benar-benar mengejawantahkan istilah Agent Of Change, memberikan gambaran langkah-langkah kepada siapapun yang berkeinginan.


Hari ke-6 ini, mereka tidak ada materi sama sekali, tapi dibagi menjadi kelompok-kelompok sesuai dengan rekomendasi atau daerah masing-masing. Alhamdulillah mereka berempat menjadi satu kelompok untuk membuat program-program terbaik untuk kemajuan Asrama Harapan Rahmah. Salah satu tujuan Pak Harun dan Mb Rahmah mengikutkan mereka kegiatan ini adalah memberikan wawasan cara mengembangkan Harapan Rahmah agar mampu bermanfaat untuk masyarakat sekitar yang membutuhkan. Keduanya tidak mewajibkan mereka mengabdi selama-lamanya, itu pilihan. Mereka memberikan kebebasan, jika mereka berempat sudah bosan dan mau tinggal mandiri itu tidak masalah.


Sejak semalam mereka sudah mendapat tugas untuk diskusi, diskusi dipimpin oleh Arif sejak semalam. Mereka tidak mau menyianyiakan harapan Pak Harun dan Mb Rahmah. Keduanya sudah mengeluarkan uang dan melobi Penyelenggara untuk mengikutkan meraka. Mereka berdiskusi sangat serius sejak pukul 21.00-23.00, kemudian istirahat karena harus shalat shubuh berjamaah dengan peserta lainnya di Hall.


Pagi ini mereka sudah sepakat untuk sarapan bersama, kemudian langsung mencari tempat yang nyaman untuk berdiskusi lanjutan sampai nanti sore.


“An, aku sudah banyak gambaran-gambaran dari materi kemarin nih. Nggak sabar segera diskusi bareng.”, sahut Arif dari seberang saat mereka sama-sama mengambil makan pagi.

“wah bagus tuh, aku juga ada beberapa program yang mau tak sampaikan ke kalian. Aku sudah tulis semuanya di note ini.”, tambah Ana dengan sumringah dan semangat yang luar biasa.

“wah wah, mantap nih kalian.”, tambah Nanda.

“beruntung sekali ya kita bisa begini, coba kemarin di Jogja belum tentu juga bisa begini. Ya nggak?”, ucap Arif dengan penuh syukur dan menyemangati teman-temannya.

“Iya bener Rif, kurang apa nih kita. Banyak yang harus disyukuri.”, balas Ana.

Mereka sudah duduk di meja makan, Ana mencoba tengok kanan dan kiri mencari Alya tapi belum terlihat. Mereka terpisah gedung jadi tidak bisa saling menunggu satu sama lain. Ana mencoba menelponnya.

“tuuuut, tuuuut, tuuuut.”, suara nada sambung yang menunjukkan tersambung tapi Alya belum memberikan balasan.

“Halo An, ada apa?.”, tanya Alya.

“Kamu dimana?”, Tanya Ana balik.

“Aku masih di kamar, hehe.”, jawabnya dengan polos dan terdengar cengengesan.

“Luh kenapa, ayo makan ini sudah ditunggu.”, ucap Ana.

“Iya, aku tadi gara-gara Menstruasi hari pertama, aku nggak bawa persediaan Pembalut jadi tadi aku nyari keluar dulu.”, jawab Alya.

“Oh, sudah mandi kan?”, tanya Ana.

“sudah kok tadi pagi, tenang saja.”, jawab Alya.

“Shiplah, segera turun ya aku tunggu.”, Ucap Ana.

Mereka bertiga berbincang-bincang ringan sambil menunggu Alya turun. Alya turun tidak lama sejak Ana menelpon. Mereka makan bersama kemudian mengambil tempat untuk berdiskusi.


Mereka merancang untuk membuat kurikulum pembelajaran di Harapan Rahmah, yang nantinya akan menjadi oleh-oleh untuk Pak Harun dan Mb Rahmah. Kurikulum pembelajaran anak yang ingin mereka ambil, Arif mengajukan kepada Master Of Training (MOT) terkait dengan fokus utama yang kemudian mereka mendapat satu pendamping seorang lulusan S2 Teknologi Pendidikan dan Pengembangan Kurikulum. Beliau bernama Mb Aisyah Baswedan, dari namanya saja sudah terlihat jika keturunan Arab. Arif hanya membayangkan jika wajahnya juga bagaikan orang Arab.


Arif disuruh kembali dan konfirmasi ke meja sebelah kanan, karena panitia disitulah yang akan mengordinir pembagian. Arif kembali dan menginfokan kepada teman-teman, mereka penasaran dengan pendamping mereka.


Mereka masih melanjutkan diskusi untuk memanfaatan waktu. Hampir istirahat dhuhur, mereka belum juga bertemu pendampingnya. Arif mencoba kembali memberikan informasi ke Panitia. Panitia memohn maaf, jika Mb Aisyah masih dalam perjalanan, kemungkinan pukul 13.00 akan sampai, karena beliau masih harus mengajar di Universitas PGRI Budi Utomo.


Arif semakin senang karena pendampingany adalah seorang dosen. Mereka istirahat shalat Dhuhur di Hall dan melanjutkan dengan makan siang. Pukul 13.00, mereka melanjutkan diskusi untuk merampungkan beberapa program. Mb Aisyah datang dan menghampiri mereka, mereka kaget karena wajahnya memang kayak orang Arab asli. Mereka saling berkenalan, dan ternyata Mb Aisyah kenal dengan Pak Harun dan Mb Rahmah.


Mb Aisyah mencoba menelaah hasil diskusi mereka, tetap ada revisi dan hal-hal yang kurang dan harus diperbaiki segera. Mb Aisyah memaklumi karena mereka adalah Mahasiswa semester satu jadi masih ada hal-hal yang kurang pas.


Mb Aisyah mencoba mengarahkan mereka dari hasil diskusi awal, ada beberapa hal yangharus dirubah menyesuaikan dengan maksud dan tujuan mereka agar lebih rapi. Mb Aisyah mengahbiskan waktu sekitar pukul 13.00-14.30WIB, dan dilanjut setelah shalat jamaah Ashar sampai pukul 17.00 WIB.


Disela-sela shalat maghrib sampai Isya Arif dan Ana mencoba latihan untuk presentasi malam hari itu juga, mereka nerfous luar biasa karena pengalaman pertama membawakan suatu rancangan yang mereka belum mendapatkannya di bangku perkuliahan.


Mereka dikasih waktu 1 jam untuk persiapan dan mengambil posisi yang pas dengan kelompok masing-masing. Panitia memanggil ketua kelompok untuk mengambil nomor urut. Arif maju mewakili keleompok dan mengambil nomor urut. Dia terlihat guguptakut dapat nomorr urut pertama. Lama berselang dia kembali ke kelompok, Ana tidak sabar bertanya nomor urut,

“Rif, nomor berapa?”, tanya Ana dengan suara semangat dan terlihat gugup.


“eeeem, Alhamdulillah nggak pertama.”, jawab Arif.

“Iya, terus berapa?.”, tanya Alya.

“dapat nomor urut 6 ini kita.”, jawab Arif

“Alhamdulillah ya.”, sahut Nanda.

“Iya Alhamdulillah nih nggak pertama.” Tambah Ana.


Mereka menyiapkan presentasi sebaik mungkin sambil mendengarkan presentasi demi presentasi yang mulai dikritisi oleh panitia. Ana mencoba meminta doa kepada Pak Harun dan Mb Rahmah di Grub Whatapps Asrama. Dia juga mengirim foto terkini kegiatan mereka. mb Ana dan Pak Harun memberikan semangat kepada mereka dan doa supaya lancar. Mereka memohon maaf belum bisa menjenguk dalam beberapa hari ini karena Mb Rahmah dinyatakan hamil oleh dokter. Ini menjadikan mereka di rumah saja, Pak Harun memilih menjaga Mb Rahmah selama di rumah.


Kabar baik ini mereka ketahui dua hari lalu dari Mb Rahmah, mereka sangat bahagia di tengah-tengah kegiatan yang mereka persembahkan ternyata Allah membalas mereka dengan sesuatu yang sangat berharga untuk keluarga mereka.


Tibalah saat presentasi, Ana dan Arif mempresentasikan di depan panitia dan seluruh peserta. Keduanya membawakan dengan tenang dan lancar. Nanda dan Alya membantu untuk menampilkan slide demi slide yang sudah dirancang bersama di leptop Alya. Pertanyaan demi pertanyaan diajukan oleh panitia, Ana dan Arif mencoba menjawab dengan tenang. Panitia juga memberikan saran untuk terlaksananya program-program mereka.


Di penghujung acara, ada penghargaan kepada peserta-peserta yang terbaik, kelompok terbaik, program terbaik dan presenter terbaik. Mereka tidak mengharap apa-apa dari pengumuman ini karena meneyadari akan kemampuan mereka yang masih terlihat seperti siswa-siswi SMA/MA. Ternyata ada kejutan Allah yang luar biasa, Arif menjadi salah satu peserta terbaik diantara 5 peserta terbaik yang terpilih oleh panitia. Mereka sangat terharu dengan apa yang diraih oleh Arif. 


Dia memang sangat aktif selama sepekan ini, tingkat kepolosan dam kejuurannya saat menanyakan kepada pemateri atau panitia menjadi nilai plus. Arif terlihat bahagia sekali, mereka sebagai teman juga ikut bangga dengannya. Ana segera mengabari Mb Rahmah dan Pak Harun dengan prestasi Arif. Keduanya membalas dengan sangat sumringah dan senang sekali dengan anak buahnya. Satu penghargaan itu mereka sudah sangat puas meskipun belum bisa membawa penghargaan menjadi presenter atau bahkan program terbaik, karena beberapa program sosial kelompok lain lebih kreatif dan inovaif. Setidaknya pelatihan ini memberikan gambaran kegiatan kepada mereka untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya.


Bersambung...


Posting Komentar untuk "Puan Tak Malang (7)"