Puan Tak Malang (4)
Awal
perkuliahan
Pengumuman
kelulusan 2 minggu lalu membuat Ana bahagia sekali, akhirnya dia bisa kuliah di
Universitas terkenal di Jawa Timur. Persoalan swasta atau tidak, bukan lagi
menjadi persoalan bagi dia.
Segala
administrasi sudah lengkap, sehingga dia mendapat potongan biaya pendidikan
70%. Sisa biaya pendidikan yang dia tempuh dicarikan mb Rahmah dan suami ke
donatur. Dia dan keponakan suami mb Rahmah bisa kuliah tanpa memikirkan biaya
pendidikan. Dia hanya mempunyai tugas untuk belajar dengan giat.
Ana, Arif, Nanda dan Alya mendapat potongan biaya pendidikan 70% dari Kampus, selebihnya dicarikan Mb Rahmah dan Suami. Niat keduanya untuk mendirikan asrama mahasiswa dan mahasiswi di rumah sederhananya tercapai.
Niat ini ingin membantu
dan memberdayakan mereka untuk mengajar anak-anak tidak mampu di sekitar
rumahnya. Ya, jadi mereka semua tinggal di Asrama Harapan Rahmah.
Asrama
ini memang baru menampung 4 orang saja, sebagai uji coba awal mereka. Pak Harun
suami Mb Rahmah, memang sedang bergelut di dunia sosial. Beliau juga seorang
dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pengetahuan UMM. Beliau baru saja
menyelesaikan S3 di Malaysia.
Beliau
kedepannya memang ingin menjadikan rumah sederhananya di pinggiran Malang ini
lebih bermanfaat untuk sesama. Mb Rahmah juga sangat mendukung, keduanya sudah
bersepakat untuk merealisasikan rencana awal pernikahan.
______
Senin
ini, mereka akan mengikuti Pengenalan Mahasiswa Baru (PMB) UMM yang terkenal
dengan flashmobnya. Mereka sudah menyiapkan rok putih, jas merah, topi,
baju putih, dan dasi hitam. Nanda dan Arif memakai celana putih, selainnya sama
dengan Ana dan Alya.
“wah
aku gak sabar mengikuti acaranya.” Sahut Nanda disaat perjalanan ke UMM.
“Iya,
sama aku juga Nan.”, tambah Ana dan Alya.
“Oh
Ya,, kra-kira ada yang menakutkan nggak ya?”, tanya Arif.
“tidak,
tenang saja. PMB di UMM santai dan mendidik tidak ada unsur kekerasaan. Kalian
akan lebih banyak diajari hidup yang bermanfaat dan banyak kemampuan selama di
sini, tenang saja ya.”, tambah Pak Harun dengan penjelasan yang tenang.
Perkataan
Pak Harun menjadikan mereka semakin tenang untuk mengikuti kegiatan. Mereka naik
mobil bareng dengan Pak Harun, beliau juga mendapat tugas untuk mengawal
kegiatan Pengenalan Mahasiswa Baru.
Mereka
turun dari mobil, dan mulai ke lapangan di heliped UMM. Upacara dimulai
beberapa menit setelah mereka datang. Upacara mereka ikuti dengan khidmat
sampai akhir kemudian, mereka mengikuti kegiatan di Dome UMM.
Hari
itu, mereka mengikuti 2 materi penting. Kedua materinya sangat memberikan
inspirasi untuk menjalankan perkuliaha dengan semangat. Mereka mengikuti
kegiatan selama 3 hari berturut-turut.
_____
Setelah
kegiatan PMB, mereka mengawali perkuliahan di Gedung Kuliah Bersama (GKB) II,
untuk seluruh jurusan di Fakultas Agama Islam terpusat di gedung ini semua.
Mereka mengikuti sesuai dengan jadwal kelas masing-masing, karena keempatnya
berada di jurusan yang berbedaa kecuali Ana dan Alya.
Awal perkuliahan (2)
Ana dan Alya mendapat kelas yang sama, ini menandakan kalau mereka akan
dalam satu jadwal yang sama untuk satu semester kedepan. Senin itu mereka kuliah
perdana dengan mendapat jadwal perkuliahan dan masuk kelas secara langsung. Ada
mata kuliah yang langsung dimulai, ada juga yang belum karena dosen pengampu
masih ada tugas di luar negeri.
Sore
itu, mereka bersepakat untuk pulang bersama dari kampus. Mereka bertemu di
Masjid AR Fakhruddin setelah shalat jamaah Ashar disana. Mereka memang
bersepakat jika di luar kampus akan tetap berjamaah di Masjid atau Mushollah
terdekat. Pak Harun dan Bu Rahmah tidak mewajibkan di luar kampus, tapi mereka
mengharuskan mereka untuk ikut shalat jamaah di Mushollah depan rumah saat
maghrib, Isya dan Shubuh.
“Rif,
sudah pesan Grab?”, tanya Alya.
“belum
Al, Paketanku agaknya bermasalah. Kamu cek aplikasi juga ya!”. Pinta Arif
kepada Alya.
“Oke,
Baiklah.”, jawab Alya.
Ana
masih membenarkan sepatunya karena dia habis bertemu dengan tetangganya yang
juga kuliah di UMM. Dia berjalan mendekati Arif, Nanda dan Alya.
“gimana?
Sudah dapat mobil grab?”, tanya Ana.
“Ini
masih ngecek An.”, jawab Alya.
“Kamu
dari mana kok baru ke sini?”, Tanya Arif.
“tu
tadi habis ketemu tetanggaku yang ternyata kuliah disini juga, jadi kami
mengobrol sebentar.”, jawab Ana.
“Ow
Begitu, Gimana Al?”, tanya Arif ke Alya.
“Ini
nih harganya 25.000, gimana?”, jawab dan tanya Alya.
“iya
udah itu saja, nanti kita keburu ngajar ngaji luh, kan tidak enak sama Bu
Rahmah dan Pak Harun.”, jawab Nanda.
Mereka
memesan Mobil Online dengan tarif 25.000, perjalanan tidak jauh karena memang
Asrama Harapan Rahmah tidak jauh, tapi ada di pinggiran Kota. Kalau dikira-kira
belakangnya kampus UMM.
Perjalanan
tanpa macet menjadikan mereka cepat sampai, mereka langsung berbenah dan bersih
diri. Pukul 16.00 mereka akan mengisi mengaji anak-anak kelas 6 yang
dikhususkan sore ini. Anak-anak dijanjikan akan mendapat materi tentang Bahasa
Arab dan beberapa latihan soal pelajaran UNAS.
Pak
harun dan Bu Rahmah sudah menyiapkan segala keperluan mengajar, termasuk
kurikulum kelas setiap sore dan malam. Mereka hanya bertugas mengajar saja. Ini
sangat memudahkan mereka untuk menyampaikan apa yang sudah disiapkan.
Anak-anak
sudah berkumpul di Mushollah, mereka membagi 8 anak menjadi kelompok kecil
sesuai dengan jumlah pengajar yaitu Arif, Nanda, Alya dan Ana. 8 anak itu menag
termasuk anak tidak mampu yang ada di pinggiran kota.
Materi
demi materi tersampaikan sesuai dengan langkah-langkah pengajaran yang dibuat
oleh mb Rahmah. Ya, Mb Rahmah memiliki kemampuan pengajaran meskipun bukan
lulusan pendidikan karena pernah ikut pelatihan trainer sebelum menikah. Saat
mereka mengakhiri pembelajaran, Pak Harun dan Mb Rahmah datang, mereka
memberikan senyum dan menanyakan pembelajaran hari ini. Mb Rahmah menyediakan
kotak evaluasi setiap hari, setiap anak wajib mengisi dan akan dibuka dan
dibaca mb Rahmah malam hari. Pak Harun dan Mb Rahmah akan berdiskusi untuk
masukan atau evaluasi untuk pembelajaran perdana ini.
Mereka
sempat was-was, dan takut mengecewakan Pak Harun dan Mb Rahmah, tapi tujuan
mereka memberikan kotak evaluasi itu adalah untuk pengembangan fasilitas dan
kualitas sumber daya manusia. Rencana Mb Rahmah bulan Desember nanti, mereka
akan diikutkan pelatihan trainer di Batu selama 5 hari. Pembiayaan akan
ditanggung oleh Mb Rahmah, akan tetapi tidak keempat dari kami tapi siapa yang
layak untuk diberangkatkan lebih dulu.
Pilihan
untuk Aktif di Organisasi
Udara Malang siang memang
terasa segar, tidak panas
seperti di kota-kota lain. Ahad itu, setelah Ana dan Alya mendapat giliran
kegiatan jurusan di Asrama Mahasiswa UMM membuat Ana berfikir untuk iut aktif
di organisasi. Pak Harun dan Bu Rahmah sudah membebaskan kegiatan apapun di
luar Asrama Harapan Rahmah, yang penting tidak mengganggu kewajiban mengajar di
sore dan malam.
“Gimana
An, Jadi ikut HMJ apa nggak kamu?”,tanya Alya
“eeeeem,
aku bingun Al. Kamu bagaimana?”, jawab dan tana Ana kee Alya.
“Aku
sepertinya tidak An, takut kegiatannya bentri sama kegiatan mengajar kita pas
sore dan malam.”, jawab Alya.
Jawaban
Alya menjadikan Ana semakin bingung, karena salah satu sebab dia bisa
melanjutkan kuliah juga berkat Asrama yang dia tinggali, jadi apapaun selain
urusan kuliah harus diutamakan.
“kalau
kamu masing bingung coba konsultasi sama mb rahmah.”, saran Alya
“Iya
nih, aku bingung.”, jawab Anaa
_______
Sore
itu Mb Rahmah ada di rumah, sedangkan mobil Pak Harun terlihat tidak ada di
garasi. Ana melangkahkan kaki turun ke lantai satu ingin berbiacara dengan Mb
Rahmah.
Dia
sebelumnya mengirim pesan melalui whatapps, menanyakan apakah dia boleh bicara
sebentar. Tidak lama, mb Rahmah menjawab pesan tersebut dan mempersilahkan
turun ke lantai satu. Ana turun dan langsung menemui Mb Rahmah.
“Ada
apa Ana?”, tanya Mb Rahmah.
“itu
mb, saya pengen ngomong-ngomong saja.”, jawab Rahmah.
“ow
boleh, ngomong saja.”, sambut Mb Rahmah.
“gini
mb, setelah kegiatan kemarin, saya kok pengen gabung di HMJ. Cuman beberapa
kali saya tanyakan kepada kakak tingkat, beberapa kegiatan rapat ada di sore
dan malam, yang memang gak setiap saat di waktu itu tapi kebanyakan. Di satu
sisi saya pengen ikut gabung tapi takut tidak bisa amanah di waktu-waktu
rapat.” Jelas Ana.
“ow
itu, menurut mb Rahmah kamu kalau mau gabung tidak masalah An, tapi kamu harus
selalu ingat kewajiban mengajar sore dan malam sesuai dengan perjanjian kita di
awal. Saya kira rapat tidak harus sore dan malam. Coba ikuti saja rekrutmen
awalnya, sambil berjalan kan ada wawancara calon anggota disana bilang saja.
Dulu saya pas kuliah juga gitu, saya sore da malam full ngelesi, teman-teman
memaklumi itu dan tidak mungkin akan kamu saja nanti yang seperti itu.”,
penjelasan Mb Rahmah yang santai dan memberikan banyak solusi.
“jadi
Mb Rahmah tidak keberatan jika aku ikut organisasi?”, tanya Ana.
“tidak
sama sekali, Mb Rahmah sangat membebaskan kalau masalah itu asal kita tetep
komunikasi oragnisasi apa yang diikuti biar saya bisa mengontrol. Saya kira
memang kita harus banyak mencari kesempatan berorganisasi.”, jawab Mb Rahmah.
Penjelasan
itu rasanya bak oase di musim panas, lega. Dia berpamit untuk keatas
melanjutkan mengerjakan tugas-tugasnya. Hari ahad mereka berempat libur tidak
mengajar sore karena memang sabtu ahad tidak ada pembelajaran anak-anak, akan
tetapi sabtu masih diisi dengan kajian Ibu-ibu dan Bapak-bapak wali dua pekan
sekali.
Sabtu
kemarin, bertepatan dengan pengajian. Ana dan Alya tidak bisa membantu karena
ada kegiatan jurusan dari pagi. Setelah pembicaraan itu, Ana menyampaikan
kepada Alya. Dia menawarkan siapa tahu Alya berubah fikiran. Alya masih bimbang
karena takut fokusna terbagi karena belum terbiasa.
_____
Senin
itu, Ana menemui kak Gita selaku panitia penerima calon anggota baru. Dia
berniat mendaftar. Sayang, kak Gita tidak ada di kelasnya. Kakak-kakak yang
lain menyarankan mendaftar melalui pesan whatapps saja untuk memudahkan Ana.
Dia
menuruti itu, karena memudahkannya. Alya masih tidak tertarik karena satu lain
hal tapi Ana masih melanjutkan inginnya untuk menjadi bagian dari HMJ PBA UMM
periode selanjutnya.
Bersambung...
Posting Komentar untuk "Puan Tak Malang (4)"