BERBANGGA DIRI DENGAN BAJU ITU-ITU SAJA.
![]() |
Sumber : unsplash.com |
Berapa lemari yang menampung bajumu?
Baju trend apa
saja yang dimiliki?
Postingan seseorang di facebook tentang berbangga diri dengan baju itu-itu saja, yang mampu mengajak untuk merenung dan berfikir.
Berapa banyak koleksi baju yang sudah menumpuk
di Almari?
sudah berapa banyak pakain impian yang
difavoritkan, yang direncanakan akan dibeli?
Banyak wanita sering mengelu bosan dengan memakai baju itu-itu saja setiap
harinya, apalagi fashion saat ini lagi naik daun. Godaan toko-toko virtual yang
menjajakan penjualan pakain dengan harga ramah hingga tidak di kantong. Apalagi
layar datar yang smart itu sudah bagaikan belahan jiwa yang dibawa
kemana-mana mampu menjajakan dan menggoda iman para konsumen.
Kehadiran kecanggihan teknologi masa kini mampu mengajak kita semua melek
dengan sesuatu yang viral. Istilah viral sejak digunakannya
Instagram adalah OOTD. OOTD adalah singkatan dari Outfit Of The Day.
Awal mula penggunaan itu adalah untuk senang-senang belaka di dunia maya, yang
lama kelamaan menjadi ajang menaikkan brand untuk menggait konsumen,
atau cara influencer untuk endorsement suatu produk fashion.
Pengaruh Public Figure dalam penggunaan Hastag menjadikan masyarakat ikut membagikan foto
OOTD di akun media sosialnya seperti Instagram dan Facebook. Keikutsertaan
masyarakat untuk sekedar senang-senang atau eksistensi diri untuk Self
Branding di media sosial. Semakin banyaknya masyarakat yang terpengaruh
dengan memamerkan pakain hariannya, Mereka mulai lihai dalam mix and match pakain
dan segala macam aksesoris. maka semakin meningkatnya permintaan pasar dengan
pakaian yang Fashionable.
Layar datar yang menyimpan segala macam toko virtual mampu memudahkan untuk
mencari pakain mulai dari yang murah hingga mahal. Klik, klik kemudian
transaksi, maka bereslah semua urusan dan tinggal menunggu barang datang.
Betapa kecanggihan teknologi mampu mengurangi aktivitas yang lain.
Bersyukurlah kita hidup dikelilingi dengan kecanggihan teknologi yang mampu
memudahkan segala aktivitas.
Kemudian kenapa kita harus berbangga diri
dengan baju itu-itu saja?
Ternyata banyak faktor yang menjadikan alasan tersebut.
1. Pertama adalah berkaitan dengan Ekploitasi perempuan. Kenapa perempuan? Bukannya mayoritas
perempuan adalah penggila fashion. Keinginan untuk menambah koleksi
pakaian sangat tinggi. Eksploitasi memiliki arti pendayagunaan, jadi eksplotasi
perempuan adalah pendayagunaan perempuan. Dalam hal ini pendayagunaan perempuan
di sektor produksi permintaan fashion oleh pasar. Para perempuan yang
bekerja di pabrik ditekan untuk menghasilkan barang untuk memenuhi permintaan,
akan tetapi mereka tidak mendapatkan upah yang sesuai. Terlebih jika hak mereka
kurang terpenuhi sebagai fitrah seorang perempuan. Betapa miris dan menyedihkan
jika kita lambat menyadari kondisi ini.
2. Kedua adalah kerusakan alam. Semakin banyak baju yang tertumpuk di almari, maka akan banyak peluang
baju-baju itu dijual kembali atau dibuang oleh si empunya untuk bisa memuat
baju-baju yang lain. Jika dijual kembali, maka kebermanfaat akan semakin
bernilai dan mengurangi sampah, akan tetapi tumpukan sampah pakain masih bisa
ditemui di segala tempat pembuangan sampah. Kerusakan alam karena bahan pakaian
memang tidak secara instan, akan tetapi bertahap sehingga masyarakat kurang
perduli dengan ini.
3. Ketika diansir dari sumber media elektronik
BBC News Indonesia, ada beberapa bahan pakaian yang mampu merusak ekosistem dan
satwa liar. diantaranya adalah sweeter kasmir
murah mampu mempengaruhi kehidupan Stepa Mongolia, Mencuci bahan fleece
dapat menghambat pertumbuhan kepiting, Deforestasi akibat penebangan hutan
terancam dan purba untuk bahan viscos dan rayon, kebutuhan air yang banyak
untuk memperoduksi satu kaos katun, dan pakaian cepat yang mampu menjadikan
polusi akibat penggunaan bahan kimia tingkat tinggi yang berbahaya di
lingkungan.
Betapa miris, bahwa kebiasaan konsumtif manusia mampu mengahancurkan
pelan-pelan kehidupan ini. Islam sendiri sejak turunnya Al-Quran sudah
mengajarkan untuk tidak berlebih-lebihan karena itu bagian dari syetan. Sebagaimana firman Allah “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.”
(QS. Al Isro’ [17]: 26-27). Jadi, mari kita berupaya untuk sealu bangga dengan baju itu-itu saja.
Semenjak jadi ibu saya males banget mau beli baju mbk, karena lemari emang kecil jadi sebel lihat lemari penuh. Selain itu hemat juga. Lebih baik uangnya buat keperluan lain aja, misalnya keperluan anak. Baju kalau masih nyaman dipakai, ya dipakai aja. Kalau udah nggak bisa dipakai baru beli baru deh, atau lagi ada rejeki, tapi belinya nggak banyak dan jarang juga😁
BalasHapusiya bu, semakin kesini kadang mikir-mikir kalau mau beli baju. misal hari raya juga bisa aja pakai baju apa aja asal bersih dan masih bagus.
Hapus