Berteman Dengan Kegagalan
![]() |
Gambar 1 : Berteman dengan Kegagalan 1/silviavird.blogspot.com |
Kegagalan kerap berteman dengan hidup manusia,
bagaikan salah satu bumbu pahit yang sering menghantui. Hampir semua manusia di
bumu ini merasakan kegagalan yang biasa hingga luar biasa. Saya sering
menghampiri teman-teman yang sedang mengalami kegagalan yang bermacam-macam,
hingga ada platform wadah untukmenampung curahan kegagalan, yang mampu
menunjukkan bahwasanya gagal bukan hanya milikku atau milikmu tapi milik semua
orang.
Saya, seorang perempuan biasa yang asal desa
yang hidup kurang lebih 9 tahun di kota besar. Banyak impian yang ingin dicapai
sejak kelulusan dari SMA/MA. Angan dan impian itu tidak serta merta tercapai
dengan mulus, saya 4 kali mendapat penolakan untuk bisa kuliah di beberapa
kampus yang saya inginkan saat itu. Tes kelima, saya memilih tes di sebuah
universitas negeri di Surabaya dengan jurusan yang sangat berbeda dengan
sebelumnya. Keinginan untuk memilih jurusan Matematika atau Ilmu Pengetahuan
Alam kemudian berganti ke jurusan bahasa, yaitu bahasa arab.
Kenyataannya kegagalan seperti ini tidak hanya
punyaku, beberapa temanku dari satu sekolah juga ada yang merasakan,
berkali-kali tes ujian masuk di beberapa kampus negeri tapi tidak ada yang
ketrima satu pun, kemudian membelokkan setir untuk kuliah di universitas
swasta.
Di palform perempuan gagal, banyak sekali
lulusan SMA yang mengutarakan kegagalannya akibat tidak lolos SMPTN/SBMPTN.
Mereka sedih sekali, dan merasa jatuh akibat tes berkali-kali akan tetapi nasib
mujur belum ditangan. Ada juga yang sampai trauma untuk mengiuti berbagai tes
masuk. Ada yang kemudian memilih Gap Year untuk tetap bisa ketrima di
jurusan dan kampus yang diinginkan. Ada yang kemudia ketrima, ada juga yang
kemudian tetap tidak ketrima sampai pada tes yang ketiga.
Beribu-ribu cerita kegagalan saat memilih kampus impian adalah milik ribuan
lulusan siswa-siswi di Indonesia ini yang akhirnya memilih untuk kuliah di
Universitas-Universitas swasta di berbagai daerah di Indonesia. Kegagalan itu
dapat menghilangkan tumpukan semangat untuk menuntu ilmu, menghentikan semangat
untuk mengikuti berbagai tes yang lain, tapi tenanglah bahwa kegagalan di
terima di salah satu Universitas adalah jalan diterima di berbagai Universitas
yang lain.
Kegagalan setiap manusia itu puluhan, jika dijumlahkan untuk seluruh manusia maka
jumlahnya bisa ribuan. Jadi, tidak akan ada habisnya jika membicarakan
kegagalan seseorang, terkadang kegagalan itu sengaja disembunyikan dalam-dalam
karena ingin melupakannya, dan tidak ingin diceritakan kepada orang lain.
Gambar 2 : Berteman dengan Kegagalan (2)/silviavird.blogspot.com
Usia saya saat ini adalah usia matang untuk
menikah, kerap kali pertanyaan dmi pertanyaan seperti, “Kapan menikah?”, “sudah
ada calonnya?”, “calonnya orang mana?”, atau “kapan disegerakan?”.
Pertanyaan-pertanyaan yang menjadikan sebagian orang tidak suka, ada yang
percaya bahwasanya jodoh yang belum datang memang belum saatnya, entah karena
Allah ingin menguji kesabaran manusia atau melihat kesiapan secara lahir atau
batin.
Beberapa teman sebaya yang belum menikah juga
kerap sekali dapat pertanyaan itu, jika kami berkumpul bisa saja
persoalan-persoalan itu yang sering kami bicarakan. Dari pertemuan inilah saya
atau teman sadar bahwa pertanyaan-pertanyaan itu tidak hanya untuk saya, tapi
semua perempuan yang lagi diuji kesabarannya.
Jodoh adalah misteri, siapapun tidak akan
pernah tahu kapan kedatangannya, orang tua, keluarga, teman, atau diri kita
sendiri tidak pernah tahu keberadaannya dimana saat ini. Bisa jadi dia orang
terdekat atau bahkan tidak pernah bertemu sekalipun dalam hidup ini.
Perkara jodoh juga tidak mudah, perjalanan
mencarinya kadang mengisakkan dada. Sakit hati bukan hanya milik mereka yang
putus cinta bertahun-tahun pacaran, siapapun yang pernah gagal saat berkenalan
untuk menuju pernikahan (Ta’aruf) juga dapat menyakitka hati. Beberapa bulan
lalu, saat saya dan teman-teman perempuan bertemu untuk sekedar mengenang rindu
atau bercerita kabar. Kami berlima belum berezeki menikah sampai saat itu,
bahasan demi bahasan mulai dari pendidikan, pekerjaan hingga perjodohan
sangatlah asyik untuk kami utarakan. Lama tidak bertemu, ternyata mereka
menyembunyikan beberapa cerita yang membahagiakan bahkan menyedihkan sekali.
Pertemanan dengan Rina
Rina, temanku yang cantik jelita, pekerjaannya
guru di salah satu SMK Negeri di Kabupaten Gresik, sebentar lagi akan
menyandang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Jika kita lihat dari segi karir maka dia
sudah sangat bagus, siapapun akan mudah mendekat. Dia satu bulan sebelumnya
menyerahkan diri kepada orang tuanya untuk dikenalkan dengan siapapun yang
sekiranya cocok dan pantas menurut orang tua. Pertemuan itu terlaksana, bak
oase bahagia yang mampu menyelinap dalam dada.
Dengan peretemuan pertama itu, pemilik nama
lengkap Asrina Mumtazah Karim itu terpesona luar biasa, sejak pandangan pertama
dia yakin bahwasanya dialah yang akan menjadi pendamping hidupnya. Obrolan demi
obrolan untuk Ta’aruf dilakukan, keluarga sepakat untuk melanjutkan
perjodohan ini. Shalat demi shalat ditegakkan untuk mendapat campur tangan
Allah, jika memang baik maka awalah perkenalan ini menuju janji suci
pernikahan, jika tidak maka segeralah tunjukkan keburukannya, sebuah doa Rina
yang selalu diucapkan dari satu sholat ke sholat lainnya.
Pada pekan kedua, ada seorang perempuan yang
tidak dia kenal mengirim pesan melalui Direct Message (DM),
perempuan itu menanyakan identitas Rina, dan mengirim pesan panjang lebar
bahwasanya dia adalah pacar calon suami Rina. Rina langsuag saja mengabari
kepada orang tuanya, dia masih tidak percaya dan berharapkalau itu hanya prank
atau salah alamat, akan tetapi nama dan identitas yang diceritakan perempuan
itu sangat lengkap dan sama dengan laki-laki yang akan dijodohkan dengannya.
Orang tua rina seketika menghubungi ayah
laki-laki itu, ayahnya kaget kemudian minta waktu untuk berbicara dengan
anaknya. Malam hari, keluarga laki-laki itu datang ke rumah. Mereka memohon
maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan keluarga. Perempuan yang mengirim DM
memang benar pacar anak mereka, keluaraga sudah pernah melarang agar tidak
dilanjutkan akan tetapi keduana tetap sepakat untuk melanjutkan hubungan,
laki-laki itu baru mengakui saat ayahnya ingin mendapat infomasi yang benar.
Sejak itulah, Rina bersyukur doanya dikabulkan dengan segera, di satu sisi dia sangat sakit hati dan bersedih. Kenapa jalan perjodohannya yang ketiga ini masih tidak menemukan titik temu. Dia sudah pernah gagal dua kali dalam perjodohan dan ketiga kalinya ini dia tetep gagal. Tiga minggu sejak kabar yang tidak mengenakan itu, dia baru memberanikan diri keluar selain urusan pekerjaan. Dia izin kepada orang tuanya untuk bertemu dengan kami. Pertemuan dengan membuatnya bahagia, karena dia bisa mencurahkan kesedihannya yang kesekian kalinya.
Pertemanan dengan Mariyah Alina Anwar
Temanku yang kedua, Mariyah Alina Anwar seorang putri kepala Dinas Pendidikan Kota
Batu. Dia telah menyelsaikan S2 Jurusan Kesehatan Masyarakat di Universitas
Airlangga (UNAIR) Surabaya. Dia bersikukuh untuk tidak menikah selama
menjalankan belajarnya. Kelulusannya memberikan dia kebahagiaan luar biasa, dia
mendapat IPK Cumlaude.
Orang tuanya bangga sekali dengan pencapaian
itu, dibalik pencapain-pencapain itu ternyata dia banyak sekali menerima
kegagalan diantaranya adalah ditolak 5 kali untuk menerbitkan jurnal ilmiah
sebagai syarat kelulusannya, dan satu impiannya untuk bisa menikah dengan teman
laki-lakinya gagal. Teman laki-lakinya yang Alina kenal sejak kelulusan Sarjana
itu, ingin mempunyai hubungan serius sejak setahun lalu. Keinginan itu alina
iyakan asal dia mau bertemu dengan ayahnya tapi dengan satu syarat. Laki-laki
itu mengiyakan, mau bertemu dengan ayahnya sebulan setelahnya. Pertemuan itu
menghasilkan kesepakatan kalau adat lamaran dilaksanakan mendekati kelulusan
Alina dan pernikahan digelar setelah wisuda.
Keduanya fokus menjalani kehidupan
masing-masing, Alina belajar untuk menuntaskan studinya dan laki-laki itu fokus
bekerja untuk proyek pembuatan jalan di Maluku. Beberapa bulan kemudian,
laki-laki itu memberikan pesan melalui whatapps kalau dia meminta maaf
yang sebesar-besarnya. Permintaan maaf yang ambigu, menimbulkan tanda tanya
yang besar. Bagaimana tidak? Hampir dua bulan mereka tidak berkomunikasi,
tiba-tiba laki-laki itu mengirim pesan begitu. Alina tidak membalas, langsung
menelfonnya dan menanyakan maksud permintaan maafnya yang ambigu.
Laki-laki itu menjelaskan jika keluarganya
tidak mau menunggu lama untuk pernikahannya. Keluarga laki-laki itu ingin
anaknya segera menikah di Tahun itu, pihak keluarga juga sudah mencarikan calon
istri untuknya. Alina sangat kecewa luar biasa, tapi alina memintanya untuk
menelfon ayahya sebagai tanda permintaan maafnya. Alina menyadari jika tidak
semua laki-laki dan keluarganya mau menerima syarat yang dia ajukan, perasaan
kecewa dan sakit hati sudah pasti ada, dan mengganggu hari-harinya.
Laki-laki itu mengiyakan permintaan Alina,
ternyata keesokan harinya ayah Alina menelfon jika laki-laki yang meminta
beberapa bulan lalu membatalkan niatnya untuk melamar ank gadis keduanya. Ayah
dan ibu sangat kecewa, tapi nada bicaranya seakan menghibur bahwa jikalau
memang jodoh tidak akan kemana. Mungkin ini ujian yang sedang menghampirinya,
untuk menguji sela-sela keseriusannya belajar, allah juga mungkin lagi kangen
sama Alina.
Bersambung..
Posting Komentar untuk "Berteman Dengan Kegagalan "