Apakah Semua Anak Cerdas?
![]() |
Gambar 1: Apakah Semua Anak Cerdas?/silviavird.blogspot.com |
Kecerdasan identik dengan
kesuksesan seseorang, diamana jika orang tersebut cerdas maka orang
itu akan dekat dengan kesuksesan. Jika kita menilik kebelakang beberapa tahun lalu,
sebelum adanya Multiple Intelligence (MI), kecerdasan dapat diukur
dengan angka dan saat ini Kecerdasan dapat diukur dengan berbagai macam.
Menilik sebuah paradigma baru Kecerdasan, yaitu : tidak dapat dilihat dari
angka hasil tes, kebiasaan kreatif dan pemecahan masalah mempengaruhi kecerdasan,
kecerdasan itu bermacam-macam tidak tunggal, kecerdasan itu dinamis, tidak
konstan dan kecerdasan berhubungan dengan stimulus lingkungan.
Dahulu, jika teman-teman kita bisa mengerjakan
Matematika, Fisika, dan Kimia dengan cepat
dan benar. Maka anak-anak
itu dianggap cerdas sedangkan anak-anak yang lain kurang cerdas. Saat ini labeling
seperti itu tidak berlaku dalam pembelajaran, karena semua anak cerdas. Satu
kelas pembelajaran ada yang cerdas di bidang bahasa atau linguistik, Visual dan
spasial, Musikal, Logika Matematika, Interpersonal, Intrapersonal, Kinestetika,
Naturalis dan Eksistensial.
Berbagai macam kecerdasan itu mengisi kelas-kelas pembelajaran, sehingga guru harus ikut aktif mengembangkan dan menghargai, jika satu anak tidak bisa mengikuti satu pelajaran dengan baik dan mampu mengikuti pelajaran lain dengan baik. Kenyataan di lapangan terjadi seperti itu, Kondisi ini yang harus diperhatiakn dengan benar oleh guru dan orang tua. Kecerdasan anak tidak bergantung pada beberapa hal,
![]() |
Gambar 2: Apakah semua anak cerdas?/silviavird.blogspot.com |
Pertama ada kondisi fisik, anak-anak berkebutuhan khusus saat ini jika mampu ditangani dengan baik maka akan menunjukkan kecerdasannya dalam bidang tertentu. Dicontohkan oleh pemateri Webinar, di luar negeri ada anak berkebutuhan khusus yang mempunyai keahlian mengetik dengan cepat, sehingga jika dikasih tugas mengetik maka anak cepat selesai.
Kedua, kondisi otak manusia, kondisi otak setiap manusia sama tidak ada yang berbeda. Kemampuan untuk menampung yang sama, oleh karena itu tidak ada kecerdasan yang tergantung pada kondisi otak manusia, tinggal bagaimana melatihnya saja.
Ketiga, Hasil-hasil tes standar, saat ini mengukur kecerdasan seseorang sudah tidak berlaku dengan tes standar seperti tes IQ.
Pernyataan-pernyataan inilah yang harus bisa menyadarkan
kita saat ini, bahwa cerdas bukan ukuran atau kemampuan angka tapi setiap anak
cerdas dengan sendirinya. Tugas kitalah yang harus menemukannya dan
mengarahkannya, karena suatu kecerdasan butuh arahan untuk mencapai kecerdasan
yang seutuhnya.
saat mengajar, ada pepatah yang kami ingat kapan pun "semua orang baik dan mampu". Termasuk anak, kami beri peluang untuk anak mengenali keterampilan nya sendiri. Orang dewasa tidak perlu senantiasa hadir membantu. Beri tahu anak untuk minta bantuan di saat membutuhkan.
BalasHapuswah baik, menarik sekali...
Hapus