Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KAJIAN BENGKEL DIRI JABODETABEK



Ahad, 23 Oktober 2022 menjadi kegiatan pertamaku mengikuti kajian yang diadakan oleh Bengkel Diri Jabodetabek. Tim mengusung tema yang sangat menarik yaitu, Mertuaku, Bestiku. tema yang tidak lekang oleh jaman karena siapapun dalam hidup akan merasakan yang namanya berhubugan dengan mertua. 

kajian ini diadakan di Masjid WTC Jenderal Sudirman Jakarta Selatan, sekitaran Masjid adalah area perkantoran. Gedung-gedung tinggi dan pas dengan orang-orang sedang berolahraga pagi di kawasan tersebut. Tempat yang mudah dijangkau dengan transportasi umum, karena Jakarta sudah sangat memudahkan dengan segala tawaran transportasi umumnya. 

Aku memilih menggunakan MRT, karena stasiun Lebak bulus yang dekat dengan rumah, kemudian turun di Stasiun Bendungan Hilir. Satu kali perjalanan menghabiskan Rp. 12.000, jika Pulang Pergi maka butuh Rp. 24.000. Mungkin sebanding dengan kita kalau mau naik Ojek online sekali jalan. Jika kita menggunakan transportasi pribadi mungkin akan lebih hemat lagi.

Saat aku datang, kajian hampir dimulai. MC sudah mengkondisikan peserta. Acara dimulai, dan pengisi acara yaitu Ummu Balqis, sekaligus Founder Majelis Taklim Bengkel Diri yang mengisi secara langsung. Tema ini memang menarik, dan aku punya sedikit resume dari materi tersebut. 



Mertua adalah sepasang manusia yang sepaket saat kita berkeluarga, jika kita menikah dengan suami atau istri maka kita akan menikah dengan orang tua, kebiasaannya dan keluarga besarnya. Kita bukan lagi manusia yang dulu dengan satu kultur saja. Islam mengajarkan bahwasanya hubungan mahrom akan putus jika kita bercerai dengan suami atau istri, akan tetapi hubugan mahrom tidak akan terputus dengan mertua kita.

Kemudian bagaimana hubungan kita dengan mertua? terkait hubungan sudah dijelaskan pada surat Luqman ayat 14, yang artinya Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.

Artinya kita punya kewajiban berbuat baik dengan orang tua kita sendiri dan mertua, karena mertua adalah orang yang merawat suami atau istri kita. Kalau Mertua tidak ada maka tidak ada Suami atau istri kita. Nah, kemudian berbakti kepada mertua adalah bagian dari sunnah dan ihsan.

Apakah kita juga punya kewajiban kepada mertua? tentu punya, karena kita adalah anaknya juga. Apa saja kewajiban itu? kewajiban itu antara lain yang pertama, Silaturrahim dengan mereka, bagi kita yang tinggal jauh maka paling tidak kita jadwalkan dalam setahun untuk berkunjung ke rumah. Kedua, Tidak memutus hubungan orang tua dan anak, Ketiga Mendoakan mertua, Keempat, Saling memaafkan, dan Kelima Bersabar. Kita mungkin sudah tahu banyak bahwa kehidupan dengan mertua terkadang digambarkan dengan sesuatu yang selalu buruk. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena hal itu bakal selalu ada ada. Bagaimana tidak? kita yang kadang satu daerah saja mesti ada perbedaan apalagi yang sudah beda Provinsi, suku, pulau atau bahkan Negara.

Nah, terakhir adalah cara mengelola hubungan dengan mertua. mungkin dengan mutakhirnya teknologi sehingga kita mudah mengakses segala informasi. ini tidak boleh menjadikan kita seakan-akan paling bisa dalam segala hal. ada kalanya kita menurunkan ego kita meskipun kita tahu itu. selanjutnya dalah modal cinta, apapun yang kita dapat entah itu negatif atau positif anggap saja itu adalah cinta mertua kepada kita. kemudian mengelola komunikasi, merubah Justifikasi menjadi konfirmasi dan yang terakhir adalah bersabar dan banyak berdoa.

Kira-kira begitulah isi kajian yang disampaikan, setauku Bengkel diri Jabodetabek selalu mengadakan di Masjid ini. Semoga ini bisa menjadi media sharing kepada teman-teman yang ingin menghadiri kajian ini.

Posting Komentar untuk "KAJIAN BENGKEL DIRI JABODETABEK"