10 TAHUN SEKALI

Hidup di Surabaya kurang lebih 10 tahun, harusnya sudah sangat cukup untuk tahu seluk beluk Surabaya dari segi tempat, makanan bahkan tata cara kehidupan orang metropolis, yang mungkin setengah penduduknya sudah dipenuhi pendatang. Kenyataannya nihil, masih banyak yang belum diketahui.

3 tahun terakhir, tempat tinggal yang sudah mendekati perbatasan Surabaya Gresik, yang dulu kata temen saya sekitaran situ masih sangat jauh dari kesan perkotaan. Namun sekarang sudah berbeda. Jalanan kurang lebih 10-15 Km ke tempat mengajar, setiap hari mata ini toleh kanan dan toleh kiri sambil melajukan sepeda motor, selalu ada tempat-tempat makan atau sekedar tongkrongan baru, didukung dengan desain interior yang instagramable.

Dengan banyaknya tawaran makanan yang ingin dicoba, pernah suatu malam saat kami bingung makan apa, terbersit untuk menghedonkan diri, agar lidah tidak terkontaminasi dengan sambal penyetan, ayam goreng, atau nasi goreng. Dua menu, tiga macam warung yang sering kami gilir untuk santapan malam. Akhirnya kami mencoba makan di sebuah tempat yang belum pernah kami coba. Padahal sejak kami sama-sama di Surabaya tahun 2011, bisa saja makan di Mall-mall yang kita kunjungi. 

Malam itu, kami coba dengan memilih menu yang sesuai dengan budget anak kos. Enak pasti, dan tentunya kami tidak membicarakan kira-kira kapan akan kembali ke tempat itu lagi, Karena bagi kami cukup sekali untuk tahu rasanya. Karena jika ada rezeki tidak terduga, akan lebih baik mencoba makanan yang lainnya. Ya, itulah 10 tahun sekali yang cukup teringat.