Berdamai Dengan Kebiasaan Baru
Tiga bulan awal dengan datangnya pandemi covid menjadikan seluruh lapisan masyarakat menghentikan segala macam aktivitas luar rumah, mereka mencoba mengalihkan segalanya dari rumah, kecuali mereka yang bekerja pada sektor-sektor kebutuhan pangan dan jasa. Tiga bulan itu cukup menjadikan pemangku kebijakan bingung, masyarakat lebih dibingungkan lagi dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang hanya bisa didapatkan dari kerja serabutan.
Pemerintah mencoba memberikan solusi-solusi untuk membantu masyarakat menengah kebawah dengan memberikan fasilitas berupa listrik gratis, Bantuan sosial senilai Rp. 300.000-600.000, dan lain sebagainya terlebih kepada keluarga terdampak. Tawaran-tawaran dari lembaga-lembaga untuk keluarga terdampak juga bermacam-macam, seperti potongan biaya pendidikan, penangguhan pembayaran cicilan rumah, pembayaran kos, dan lainnya. Tiga bulan pertama itu menurunkan perekonomian masyarakat, sehingga dengan banyak pertimbangan pemerintah memberlakukan New Normal atau kebiasaan baru sebagai upaya menstabilkan kondisi Negara.
Selama anjuran bekerja dan belajar dari rumah, banyak kalangan masyarakat dari pelajar hingga pekerja membiasakan bekerja dari rumah, dari sekolah, kuliah rapat sampai seminar-seminar diadakan menggunakan fasilitas teknologi seperti Zoom Cloud Meeting, google Meet, Webex, Dou, dan aplikasi mendukung lainnya.
Pendidikan
Sektor Pendidikan sampai saat ini, bagi sekolah-sekolah di zona merah masih memberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), yang sudah hampir kurang lebih 7 bulan siswa-siswi melakukan pembelajaran daring. Mereka menjalani pembelajaran dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran dengan berbagai media yang ditentukan sekolah, bagaikan guru masuk dari satu grub kelas A kemudian berpindah ke grub B.
Kegiatan-kegiatan sekolah juga diadakan secara daring, seperti Peringatan Tahun Baru Hijriyah, Semarak Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemantapan wawasan keagamaan diadakan secara daring dengan model daring menggunakan Zoom Cloud Meeting, Google Meet, atau lomba membuat vidio-vidio menarik, yang tentunya memanfaatkan media sosial seperti Whatapps, Instagram, Youtube, dan Facebook.
Beberapa sosialisasi tentang teknis administrasi oleh Dinas Pendidikan juga beberapa kali diadakan dengan menggunakan Live Streaming Youtube, Zoom Cloud Meeting,dan Google Meet untuk tetap memberikan pelayanan kepada sekolah-sekolah untuk masalah administrasi seperti pengajuan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) baru, Pengisian Beban mengajar di Surat Keputusan Proses Belajar Mengajar (SKPBM) online, Webinar penyusunan RPP Darurat Covid, sosialisasi kurikulum darurat, Webinar persiapan sekoah di era New Normal.
Guru, siswa dan wali murid merasakan perasaan suka dan duka. Sukanya adalah segala sesuatu bisa diawasi oleh orang tua langsung jika mereka juga bekerja dari rumah, guru bisa lebih menyiapkan materi dengan meningkatkan kemampuan pembuatan dan penggunaan media pembelajaran yang lebih inovatif. Dukanya adalah rasa menggampangkan bagi siswa saat mengikuti pembelajaran karena tidak terawasi oleh guru dan penggunaan data yang dapat menguras kantong jatah harian pengeluaran keluarga. Bagaimana tidak, jika satu hari harus melakukan pembelajaran online menggunakan media video tatap muka untuk 2-4 pelajaran.
New Normal Pendidikan tidak pada teknis pembelajaran saja, sekolah-sekolah diharuskan membuat peraturan atau Standart Operasional Prosedure (SOP) terkait dengan kebiasaan baru saat di lingkungan sekolah atau persiapan jika siswa-siswi sudah masuk sekolah nanti.
Kesehatan
Sejak pandemi covid, Tim kesehatan dunia sedang digoncangkan dengan mencari cara menanggulangi agar penyebaran tidak meluas. Tim tenaga kesehatan banyak diterjunkan di rumah-rumah sakit, yang pada akhirnya banyak dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya tumbang di medan perang dengan jumlah yang tidak sedikit.
Tim kesehatan dan gugus tugas penanggulangan covid tidak bisa memprediksi kapan pandemi berakhir. Menurut WHO, vaksin covid bisa diproduksi pada tahun 2021 sehingga masyarakat harus bisa berdampingan dengan Virus corona, oleh karena itu mereka tidak lelah mengedukasi masyarakat agar dapat mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker jika keluar rumah, sering mencuci tangan dengan air atau Hand Sanitizer dan menjaga jarak di tempat umum. Banyak media mulai menyemangati Tim kesehatan dengan ikut andil membuat seruan menjaga kesehatan, memakai masker, mencuci tangan dan jaga jarak.
Beberapa kebiasaan baru yang dapat ditemui di pelayanan kesehatan mulai terkecil seperti balai pelayanan, puskesmas hingga rumah sakit-rumah sakit besar sudah memberlakukan banyak kebiasaan baru seperti salah satu Rumah sakit swasta di Lamongan. Pihak rumah sakit membatasi pasien setiap harinya, pasien rawat jalan harus memakai masker saat memasuki area rumah sakit, mereka harus melewati pos Screening kesehatan dengan pengecekan suhu dan wawancara sederhana terkait perjalanan dalam pekan terakhir. Pengantar hanya diperbolehkan satu orang saja, untuk menghindari kerumumnan di dalam rumah sakit, kebijakan lain adalah tidak ada jam kunjungan bagi pasien inap, mereka cukup ditunggu oleh dua orang keluarga dekat seperti orang tua, anak atau saudara yang ada dalam satu kartu keluarga.
Kebijakan rumah sakit terkait pembatasan jumlah pasien rawat jalan dan kunjungan untuk pasien rawat inap hampir sama dimana-mana sebagai upaya pemutusan rantai penyebaran Covid 19.
Pernikahan
Kebiasaan baru juga berdampak pada kebijakan pendaftaran dan pelaksanaan akad nikah oleh pihak KUA. Menikah adalah melaksanakan sunnah sehingga tidak ada penundaan, sehingga ada kebijakan untuk pelaksanannya. Pada masa awal pandemi, seluruh calon pengantin diharuskan melaksanakan akad nikah di KUA dengan Batasan 30 orang untuk dua keluarga, dan adanya pelarangan pelaksanaan walimah di rumah maupun di gedug mewah.
Pencabutan masa PSBB, mulai banyak kelonggaran pada pelaksanaan akad nikah dan Walima. Akad nikah boleh dilaksanakan di KUA atau di luar itu, kemudian sudah ada izin untuk melaksanakan Walimah dengan pembatasan jumlah undangan pada setiap sesi. Keseluruhan prosesi harus mentaati protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai sarung tangan untuk calon pengantin putra dan yang menikahkan.
Kegiatan Masyarakat
Dengan adanya kebiasaan baru, maka berimbas ada kegiatan-kegiatan masyarakat yang biasanya dilakukan dengan suka ria banyak orang, kegiatan-kegiatan yang terkena dampak kebiasaan baru seperti :
1. Rapat
Beberapa rapat sejak pandemi dialihkan ke media penunjang seperti Zoom Cloud Meeting, Google Meet dan Webex. Siapapun unsur yang berkepentingan untuk rapat harus mau tidak mau bisa menggunakannya dengan baik. Pemakaian media-media tersebut meningkat sejalan dengan pemberlakuan PSBB beberapa pekan.
Pencabutan PSBB, segala kalangan sudah melonggarkan untuk melakukan pertemuan tatap muka dengan memberlakukan protokol kesehatan.
2. Semarak Kemerdekaan
Pandemi terjadi melewati bulan Agustus, dimana bulan tersebut adala bulan bersejarah utuk masyarakat Indonesia. bulan yang dirindukan oleh siapapun untuk ikut merenungkan kembali perjuangan para pahlawan, atau untuk kut senang-senang untuk merayakannya.
Geliat masyarakat untuk merayakan HUT RI sebelum pandemi memang luar biasa, berbagai macam cara dilakukan untuk memeriahkan, akan tetapi pandemi merubah segalanya. Upacara bendera dilaksanakan dengan terbatas untuk kalangan tertentu di tingkat Pusat hingga terkecil desa. Sekretariat Negara membuka pendaftaran untuk masyarakat umum yang mau mengikuti upacara khusus, dan menayangkan melalui kanal Live Streaming Youtube bagi masyarakat luas.
Masyarakat juga merelakan untuk tidak mengdakan kegiatan apapun untuk mematuhi peraturan pemerintah, demi pemutusan rantai penyebaran covid-19. Pemerintah setempat hanya menghimbau untuk memasang bendera merah putih, ucapan-ucapan, dan hiasan-hiasan cantik sebagai wujud syukur atas karunia Allah SWT.
3. Berbelanja
Kegiatan satu ini juga berimbas, karena ini adalah kegiatan wajib setiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasar-pasar kecil hingga besar menerapkan protokol kesehatan, memberikan fasilitas cuci tangan, cek suhu dan mengharuskan memakai masker saat berbelanja.
Kebiasaan baru saat berbelanja juga berlaku saat berbelanja online, beberapa kebiasaan yang harus kita terapkan seperti, menghindari kontak langsung dengan kurir, menggunakan masker saat menerima paketan, mengupayakan membayar belanjaan dengan transaksi non tunai untuk meminimalisir interaksi dengan kurir, menyediakan tempat khusus untuk kurir meletakkan barang, membuka bungkus paket di luar rumah, segeraa membuang bungkus di tempat sampah, menyemprot barang dengan disenfektan sebelum dibawa masuk ke dalam rumah, jika makanan maka cukup buang bungkussnya ddi luar rumah, setelah seluruh rangkaian selesai maka cucilah tangan dengan sabaun dan air mengalir.
4. Berwisata
Liburan membuat anda melupakan permasalahan kehidupan dan berfokus pada keindahan kehidupan, karena itu berliburlah agar anda berbahagia.
Salah satu pemenuhan kebahagiaan adalah dngan berwisata, jadi tidak memungkiri bahwa manusia mmbutuhkan jalan-jalan untuk membuang permasalahan yang menyesakkan. Pada saat pandemi ini, kegiatan ini resmi dilarang, tempat-tempat wisata ditutup oleh pemerintah setempat. Barulah saat pemberhentian PSBB, baru adanya pemberian izin kepada penggerak wisata untuk membuka dengan memberikan fasilitas cuci tangan, pengecekan suhu, dan aln sebagainya sebagai upaya mematuhi protokol kesehatan.
Banyak sekali kebiasaan-kebiasaan baru yang mulai masyarakat lakukan lainnya seperti, mengurangi jumlah penumpang dalam satu mobil berdasarkan kapasitas, tidak boleh berboncengan saat berkendara motor, yang kemudian saat ini sudah diperbolehkan oleh pemerintah setempat.
Dengan kebiasaan-kebiasaan baru saat pandemi ini, menjadikan masyarakat mempunyai banyak waktu luang yang mampu menghasilkan kegiatan-kegiatan lain seperti bersepedah dan menanam. Keduanya sangat digandrungi oleh masayarakat untuk mengisi waktu. Dibuktikannya dengan permintaan pasar untuk pembelian sepedah dan tanaman-tanaman penghias rumah.
Seluruh kebiasaan-kebiasaan baru diatas, adalah upaya pemerintah setempat untuk mengurangi mata rantai penyebaran civid-19 di Indonesia yang hari ini bisa mencapai ratusan ribu pasien positif, maka mulailah menerima keadaan yang serba menerapkan kebiasaan-kebiasan baru.
Posting Komentar untuk "Berdamai Dengan Kebiasaan Baru"